Surabaya , greenforce.co.id – Belum rilisnya informasi tentang kelanjutan kompetisi BRI Liga 1 musim 2022/2023 pasca pengorbanan Kanjuruhan (1/10) lalu, Persebaya terus mempersiapkan tim secara intens.
Dengan latihan untuk menyentuh perasaan pemain ball , Aji Santoso menggelar latihan di lapangan THOR Surabaya, Rabu (19/10).
Setelah libur 4 hari, Alwi Slamat dkk kembali menjalankan materi latihan secara normal. “Ini latihan banyak game , mulai dari main 4-2, 6 lawan 3, dan setelah itu kita main 2/3 lapangan” kata Aji.
Fokus program latihan Persebaya yang ditegaskan pelatih asal Kepanjen itu adalah Sentuhan. “Saya fokuskan Sentuhan anak-anak tidak hilang, harus terjaga, mungkin fisik stagnan , tapi sentuhan anak-anak tidak boleh turun” terangnya.
Ditanya mengenai internal game, Aji mengatakan bahwa Persebaya akan menjalankan latihan bersama. “Ya nanti ada latihan bersama lah” sambungnya.
Di kesempatan memberi pernyataan kepada media, Aji menyampaikan pandangan terkait kedatangan Presiden FIFA Gianni Infantino ke Indonesia. Kedatangan Gianni dalam rangka mereformasi dan mentransformasi sepakbola Tanah Air, “saya berharap sepak bola kita semakin baik” kata Aji.
Aji Santoso dalam keterangan itu menitik beratkan sektor infrastruktur stadion yang ada di Indonesia. Pelatih terbaik musim lalu ini mengatakan pengungkit yang dilakukan harus benar-benar sesuai.
Apa yang terjadi di Kanjuruhan menurut Aji salah satunya adalah ketidaklayakan stadion dalam pertandingan besar. “Saya berharap sepak bola jadi lebih baik, saya juga berharap prediksi stadion harus benar-benar, jangan sampai kejadian Kanjuruhan terjadi lagi” tambahnya.
“Seperti yang kita ketahui setelah investigasi ternyata stadionnya tidak layak kan, jadi saya berharap stadion yang digunakan di Indonesia harus baik, yang layak harus bilang kalau tidak layak harus bilang tidak layak, jadi keselamatan dan keamanan terjaga” urainya.
Menurut mantan bek kiri Persebaya ini jangan hanya sekedar ikut (kompetisi) saja kemudian stadion yang tidak layak mendapat izin penyelenggaraan. “Kalau gak layak ya harus gak layak” tutup Aji.
(tr/yl)