Persebaya Menyongsong Liga

0
221
persebaya sampai mati

Setelah menanti sekian lama akhirnya PT. LIB telah menyatakan bahwa Liga Indonesia akan dimulai tanggal 8 Mei 2019. Terlepas dari masih adanya keraguan akan jadwal, semua tim telah bergerak mengevaluasi skuad, menambal kekurangan dan memperkuat tim untuk mengarungi kompetisi terpadat di Asia Tenggara tersebut. Tak terkecuali Persebaya Surabaya, setelah melalui serangkaian pertandingan Piala Presiden dan meraih gelar runner-up serta menggapai Babak 8 Besar Piala Indonesia, Bajul Ijo telah menunjukkan kesiapannya untuk menyambut Liga, bersaing merebut gelar juara? Nanti dulu. Ada hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum memprediksi peluang Persebaya musim ini.


Kekuatan

Skuad inti Persebaya relatif tidak banyak berubah dari musim lalu bahkan cenderung lebih komplit. Kepergian Dimas Galih, Alfonsius Kelvan, Fandry Imbiri, M.Irvan, Riky Kayame, Rishadi Fauzi, Feri Pahabol, Robertino Pugliara serta David Da Silva telah digantikan dengan pemain – pemain yang secara kualitas bisa dibilang lebih baik. Abdul Rohim, Imam Arief, Hansamu Yama, Novan Sasongko, Elisa Basna, Alwi Slamat, Manucheckr Dzalilov, Damian Lizio, Amido Balde. Djajang Nurjaman dan Bejo Sugiantoro yang telah meracik sejak pertengahan musim lalu tentu telah memahami apa yang harus dilakukan dengan materi yang sekarang dimiliki.

Jika mengacu pada pertandingan – pertandingan pra musim maka pola dasar 4-3-3 yang digunakan oleh Bajul Ijo musim lalu masih akan dilanjutkan musim ini. Pertahanan membaik seiring datangnya Novan Sasongko dan Hansamu Yama yang berstatus pemain tim nasional, bahkan bisa dibilang lini belakang timnas saat ini seluruhnya ada di Persebaya (Jika Dutra selesai nasionalisasinya). Lini serang akan sangat tergantung dengan permainan Lizio dan Dzalilov yang sangat moncer selama gelaran Piala Indonesia dan Piala Presiden.

Kekurangan

Secara individual titik lemah Persebaya selama pra musim ada pada 3 pemain. Miswar, Misbah dan Balde. Ketiga pemain ini bisa dibilang belum menunjukkan permainan yang baik (dan ngosek) selama pra musim. Untuk Miswar ini sudah masuk tahun ketiganya di Persebaya, seharusnya dia membaik mengingat usianya yang masih muda, sepertinya manajemen perlu mempertimbangkan perekrutan pelatih kiper baru yang lebih mumpuni.

Misbah sendiri sepertinya memang kurang nyaman dengan posisinya di lapangan sebagai defensive midfielder, peran yang lebih baik saat dipasrahkan kepada M.Hidayat. Ketidaknyamanan itu berdampak panjang selama pra musim Misbah sama sekali tidak menunjukkan permainan yang baik bahkan cendetrung menghilang di beberapa pertandingan.

Persebaya juga masih perlu menambah skuad paling tidak untuk lini depan, Balde sama sekali tidak punya pemain pengganti dengan kualitas yang cukup mumpuni untuk menggantikan saat pemain yang pernah memperkuat Glasgow Celtic ini burn out atau mengalami kebuntuan.

Masalah lain Persebaya yang sangat mencolok selama pra musim adalah konsistensi permainan, Bajul Ijo bisa sangat trengginas di satu pertandingan tapi melempem di pertandingan berikutnya. Alasan mepetnya jadwal mungkin bisa diterima tapi pada saat yang sama terlihat kebingungan dari para pemain saat sudah mentok usaha mereka untuk mencetak gol.

Memaksimalkan Amido Balde

Bagi sebagian Bonek, Balde belum menunjukkan permainan yang optimal. Wajar karena Bonek bahkan Persebaya belum bisa move on dari apa yang telah diberikan David Da Silva musim lalu. Balde memiliki gaya yang sangat berbeda dari pemain asal Brazil yang kini memperkuat Pohang Steelers itu. Selama pra musim terlihat bahwa keunggulan utama Amigoal adalah bola atas, dengan tinggi yang hampir mencapai 2 meter dia jauh diatas beberapa bek tengah yang akan menjadi lawan nantinya.

Karena itu untuk memaksimalkan Balde ada baiknya Coach Djajang meletakkannya di posisi Sayap Kiri. Jadikan Balde sebagai Wide Targetman seperti yang dilakukan Maximilliano Allegri terhadap Mario Mandzukic. Dengan pola dasar 4-3-3 ataupun 4-2-3-1 hal tersebut dapat dilakukan. Selama pra musim tercatat beberapa kali saat Balde melebar dia mampu memberikan umpan silang yang cukup akurat dan beberapa diantaranya berujung gol.

Balde tidak perlu untuk selalu melepaskan umpan silang, hal itu bisa diserahkan pada Ruben Sanadi yang pasti akan melakukan overlapping. Yang perlu Balde lakukan adalah menerima bola yang diarahkan kepadanya, membuka ruang untuk Lizio, Dzalilov dan Sanadi melakukan pergerakan, melepaskan bola pada salah satu dari mereka, kemudian bergerak ke arah kotak penalti lawan untuk mencari peluang mencetak gol. Dengan posisi sebagai Wide Targetman dia tidak perlu bertarung dengan pemain yang tingginya hampir sama dengannya, dia akan dengan mudah memenangkan pertarungan bola atas karena full back / wing back di Indonesia tidak ada yang memiliki tinggi menjulang, rata – rata hanya bertinggi 158-160 cm. Dia hanya perlu membiasakan diri untuk berduel dengan pemain yang bergerak lebih cepat daripada lawan yang biasa dia hadapi, dan secara teknis Balde memiliki kemampuan untuk itu, fisiknya pun cukup kuat. Jika Mandzukic, Romelo Lukaku, Troy Deeney (Watford) bisa melakukannya, seharusnya Balde pun bisa.

Untuk posisi penyerang tengah bisa diserahkan pada Dzalilov ataupun Osvaldo Haay. Sistem seperti ini dapat menjadi salah satu opsi strategi yang dapat dimanfaatkan oleh Djajang Nurjaman.

Peluang

Jika melihat situasi yang terjadi pada tim lain, maka sejatinya musim ini Persebaya Surabaya memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi juara. Tantangan terberat mungkin akan hadir dari PSM Makassar, Madura United dan Bali United. Masih ada waktu untuk berbenah hingga liga tiba, rekrut pemain baru untuk menambah kedalaman skuad, dan semoga di akhir liga kita berpesta!

Tinggalkan Komentar