Persebaya vs Persela : Saat Sugiantoro tak sekedar Bejo

0
214
Bejo Sukses Kembalikan Karakter Bermain Khas Persebaya
Foto By: Iton - Bejo Sukses Kembalikan Karakter Bermain Khas Persebaya

By: Beted

Persebaya tampil Trengginas. Setelah 3 kekalahan berturut-turut sebelumnya, Persebaya yang dinahkodai caretaker Bejo Sugiantoro pasca mundurnya Alfredo Vera setelah kalah lawan Perseru Serui, akhirnya berhasil menang di Kandang. Dengan sangat meyakinkan. 3-1.

****

Sewaktu diminta untuk telewicara bersama SBO TV beberapa saat lalu tentang penunjukan Bejo sebagai caretaker, saya mengatakan itu merupakan pilihan yang Brilian dari manajemen Persebaya. Sangat Brilian. Urgensinya tentu tak hanya agar ada pelatih, tetapi diharapkan bahwa Bejo nantinya dapat mengembalikan mental anak-anak Green Force yang anjlok karena permainan yang jelek di laga-laga akhir. Itulah mengapa saat didapuk menjadi Caretaker, Bejo mengatakan bahwa ia tak hanya ingin jadi pelatih, ia ingin juga dianggap sebagai kakak, sebagai sahabat — oleh para pemain. Pep Talk yang cukup mujarab untuk memulihkan mental anak-anak asuhannya. Sebab, Bejo adalah Role model yang baik bagi pemain-pemain muda Persebaya. Ia adalah legenda, nama besar yang mengharumkan Persebaya dan Indonesia. Hal yang mungkin tidak dimiliki Alfredo Vera.

****

Bermain dengan formasi 4-3-3, Bejo tampaknya tak ingin bereksperimen lebih jauh dari pakem Formasi yang dibentuk Alfredo Vera sebelumnya. Hanya dipilihnya Dimas Galih yang mengejutkan untuk tampil di bawah mistar ketimbang Miswar atau Alfonsius kevlan. Dan manisnya, Dimas Galih tampil cukup baik Sore kemarin.

Tak hanya Dimas Galih, hampir semua lini belakang Persebaya juga tampil Spartan. Imbiri yang lugas, Dutra yang lihai, serta duo Full back : Rodeg dan Sanadi yang disiplin menjaga areanya.

Persebaya tampil Powerful kemarin sore. Fight sejak menit pertama. High line defense yang diterapkan Bejo, mampu membuat anak-anak Persela mati gaya di belakang. Tercatat hingga 5 pemain Persebaya bisa berada di depan saat Persela memegang bola.

Trio gelandang Persebaya : Misbakus yang kemarin Diplot sebagai Holding midfielder, Rendi Irwan yang mengisi Box To Box, dan Robertino Pugliara sebagai Supplier bola dan sekaligus sebagai roh permainan.

Pola permainan Persebaya pun sedikit berbeda dengan era Alfredo Vera di Liga 1. Banyaknya long pass, dan Through pass mengingatkan kita akan permainan Persebaya — ramuan Alfredo Vera — di Liga 2. Bedanya, sore kemarin banyaknya Through pass dan Long ball, membuat permainan lebih variatif. Asyiknya, tak hanya melulu menuju ke sisi sayap, tapi umpan-umpan panjang dan direct tersebut bisa meluncur ke semua sisi. Yang membedakan lagi, Jika di liga 2 Commander di lini tengah adalah Misbakus Solikin, maka pertandingan kemarin adalah Robertino Pugliara. Dan ya, Tino bermain Sangat ciamik. Selain umpan-umpan terukurnya, Pergerakannya dengan Rendi Irwan cukup merepotkan barisan pertahanan Persela. Tik-tok antar keduanya sangat rapat dan efektif untuk membongkar pertahanan Persela dari tengah.

Catatan khusus di lini tengah, mungkin untuk Misbakus Solikin. Tampil sebagai breaker, ia tak begitu baik sebenarnya. Dapat dimaklumi, Role naturalnya adalah Deep Lying Playmaker. Melawan Atayev di tengah Misbakus masih terlihat kagok dan kewalahan saat mencover serangan Persela, beruntung lini belakang Persebaya tampil solid kemarin. Tak pelak melihat situasi ini, akhirnya M Hidayat dimasukkan oleh Bejo untuk membantunya di lini tengah setelah unggul besar 3-0. Ini jadi catatan penting, sebab beruntung Persebaya tampil menyerang terus menerus dan mengakibatkan Persela tak mampu mengembangkan permainan, bila melawan Tim yang menyerang total, Kehadiran Misbakus Solikin sebagai Breaker patut diperhatikan sungguh-sungguh. Sebab ia tak bermain sebagai Role aslinya.

Di lini depan, David Da Silva akhirnya meyakinkan semua orang bahwa ia memang tipikal Striker oportunis. Ia berada di tempat dan waktu yang tepat saat umpan-umpan terukur dari Belakang menuju padanya. Sangat dingin. Clinical finish. Wallace yang diharapkan mematikan dirinya justru gagal total. Berulang kali Da Silva lepas dari kawalannya untuk memberikan momen menegangkan bagi lini belakang Persela. Catatan lain di lini depan Persebaya kemarin adalah, Feri Pahabol. Ia yang terlihat sudah habis di sekitar menit 60 ke atas, tak jua diganti. Beberapa kali ia terlihat kelelahan saat berduel dan hilang fokus saat melakukan penetrasi. Ada beberapa peluang penting yang gagal dimanfaatkan Feri Pahabol padahal ia berada di situasi yang lumayan tak terkawal.

****

Dua pertandingan untuk Bejo, memang bukanlah penentu kapasitasnya. Tak adil rasanya menilai dua pertandingan saja dan lalu kita menggeneralisir kemampuannya. Tapi setidaknya dari pertandingan kemarin kita tahu, ada hal yang tak dimiliki Vera dari Bejo. Motivasi! Dalam slide-slide foto dan video latihan yang banyak beredar di media sosial, terlihat sekali bahwa Bejo adalah seorang yang mampu membangun semangat, terlihat juga sangat ekspresif. Hal yang sangat Suroboyo sekali, sangat Persebaya. Semoga saja ia terus mampu membawa aura Persebaya yang dahulu. Persebaya yang ganas. Persebaya yang garang. Persebaya yang terus fight sampai akhir.

Selamat Cak Sugiantoro. Orang Bejo memang lebih baik dari orang pintar.

Tinggalkan Komentar