SURABAYA, GREENFORCE – Persebaya telah genap berusia 94 tahun sejak 18 Juni 2021 kemarin. Dirayakan meski tak sesuai harapan petinggi kota, pejabat, dan aparat, namun acara tersebut relatif normal dan aman.
Setiap bonek larut dalam acara tersebut. Beragam acara digelar komunitas maupun orang per orang dalam merayakannya
Adalah Regina Oktavia yang akrab disapa Regina. Model (Peragawati) kelahiran Surabaya ini menceritakan banyak hal terkait pengalaman mbonek -nya dan bagaimana ia dapat merayakan ulang tahun kebanggaanya ke-94 kemarin.
Greenforce.co.id menambahkan beberapa petikan komunikasi dengan wanita berdarah Batak dalam whatsapp bersamanya, dimana redaksi jawaban Regina bertanda garis miring.
Sebagai bonita, apakah Regina memiliki pengalaman yang negatif dari lingkungan kerja/tetangga, atau bahkan keluarga besar?
Lingkungan kerja mungkin iya, karena kebetulan kantor ada di luar wilayah Surabaya. Seperti yang kita tau, pandangan negatif terhadap bonek lebih berdampak di luar kota. Tapi, untuk pengalaman negatif secar fisik maupun verbal belum ada sampai sejauh ini. Untuk keluarga besar, sama sekali tidak. Karena mama yang kebetulan saat ini sudah menjadi pensiunan guru dulunya juga bonita. Hehe..
Ada berapa banyak kegiatan sosial di komunitas bonek yang Regina pernah ikuti?
Ada beberapa, karena saya pulang-pergi Surabaya-luar kota, jadi untuk akhir-akhir ini kurang diikuti. Pengalaman yang terakhir, senang sekali bisa merayakan ulang tahun saya bersama adik-adik di Panti Asuhan Bonek sebelum pandemi sedih. Jika nanti cak Eko/adik-adik di panti asuhan bonek membaca ini, I miss you rekkk, sehat-sehat terus ya!! Semoga ada waktu untuk kita ketemu lagi. Salam sayang buat kalian panti asuhan bonek.
Bagaimana Regina membagi waktu ketika match dan kerja?
Kebetulan pekerjaan saya tidak sesuai dengan istilah jam kantor ya. Jadi masih bisa dikondisikan sih. Ya namanya ngomongin soal hobi, ada aja alesannya. Selama tidak merugikan pihak lain, ya… “budal”.
Jika ada kesempatan awaydays , away kemana yang Regina pilih ?
BANDUNG.. Kangen tuker bunga, kangen kuliner disana, seru aja lihat yang kasep-kasep hehe.
Regina dikenal sebagai model (Peragawati), bagaimana situasi di kalangan kerja melihat bonek dan Persebaya?
Jadi singkatnya begini, dulu, masih sekolah tepatnya sebelum menjadi model sudah lebih dulu tertarik dengan bola. Balik lagi karena lingkungan rumah serta keluarga terutama orang tua pecinta bola. Tentunya Persebaya. Jadi, saat menjalani karir sebagai model biasa aja dengan reaksi orang yang memberi saya titel ‘bonita’. Mungkin juga bisa disebabkan oleh pembawaan diri saat berada di lingkungan luar untuk berbuat baik dan memahami etika ya.. Saya rasa, semua bisa berjalan kondusif. Dan itu berlaku sampai sekarang saya berada, dengan siapa pun saya berinteraksi sebisa mungkin saya merepresentasikan yang terbaik agar tidak selalu mendapatkan stigma negatif untuk tittle ‘arek bonek’
Adakah pengalaman negatif dan positif di stadion?
sejauh ini, yang pikiran saya semuanya indah. Mungkin karena sudah hampir dua tahun, Jadi yang ada hanya rasa kangen. Tapi ada satu moment yang saya ingat sampai sekarang bisa dibilang negatif buat saya. Waktu itu, tepatnya di stadion G10N (Gelora 10 November) saat istirahat pertandingan Persebaya, ada beberapa dulur yang memakai kostum untuk menambah euforia mungkin maksudnya, tapi salah satu dari mereka memakai kain putih, kepala, loncat-loncat, wajah pucat ( tau kan? ) berlari ke arah saya yang mana saat itu saya ada di tribun ekonomi yang kita tau sama-sama padatnya seperti apa. Saya lari terbirit-birit produksi tenaga buka jalan sampai saya melempar telepon genggam saya ke arah ‘dia’ , Mohon maaf untuk saat itu saya ‘gak-WANI’.Tapi saat itu berakhir dengan baik-baik saja, memang niatnya bercanda. Saat itu juga banyak kakak-kakak yang langsung merekam dan melindungi saya. Baik satu komunitas maupun diluar komunitas saya. Seperti biasa, sebagai perempuan, bisanya ‘mewek’.
Regina mengaku telah melihat Persebaya sejak berusia 10 tahun. Ketika itu sering diajak kedua orangtua nya mendukung Persebaya langsung dari Gelora 10 November saat itu.
Nonton pertandingan Persebaya pertandingan apa yang berkesan?
Hampir semua menurut saya berkesan, karena disetiap pertandingannya si ‘bajol ijo’ ini bisa bikin seperti naik ‘roller coaster’. Apalagi saat melawan rival hehe. Kalah menang memang sudah biasa, tapi kalau menang lawan saingan rasanya ya begitulah… tidur nyenyak. Kalau kesan indah dulu ada di moment lawan Persib Bandung di stadion G10N (10 November) di malam hari dengan view penuh lampu disekeliling stadion, tuker atribut, dan saya dapat banyak bunga saat itu.” Aku merindukan momen itu….”
Regina terlihat di instagram story mengomentari/beropini soal anniversary dan pelarangan pemerintah, bagaimana tanggapan kawan, follower, dan bonek yang melihat itu?
Bisa dibilang subjektif ya. Tergantung kita melihat dari sisi mana. Ada yang pro pastinya adapun yang kontra. Jujur, dari hati yang paling dalam, saya sendiri sedih, 2 kali anniversary kita masih dalam menghadapi kondisi pandemi. Ada rasa capek, dengan keadaan, kapan ini semua selesai. Saya yakin banyak dari dulur-dulur merasakan hal yang sama. Tapi mau gimana lagi, sehat lebih penting. Saya salut untuk beberapa tanggapan masuk yang setuju untuk bisa menahan ego masing-masing untuk kepentingan bersama, yaitu mengikuti arahan pemerintah yang tujuannya tidak lain untuk kebaikan bersama. Kalaupun pada akhirnya masih terjadi hal yang tidak diinginkan itu semua diluar kendali dan kembali pada pandangan masing-masing.
Bonek dan bonita memang dikenal memiliki kecintaan pada Persebaya dari hulu hingga hilir. Mereka memiliki kesamaan pandangan dalam melihat hal-ihwal yang mengatarai perjalanan klub kebanggaan mereka. Sengketa Mess Karanggayam misalnya, tidak ada bonek dan bonita yang luput dari perjalanan sengketa tersebut. Ragam opini bermunculan dalam melihat dan memetakan persoalan tersebut secara komprehensif.
Bagaimana menurut Regina terkait sengketa Mess Karanggayam?
Pada dasarnya, menurut saya stadion G10N (Gelora 10 November) dan Mess Karanggayam itu satu paket. Stadion dan Mess tersebut sudah menjadi bagian dari sejarah kami. Kalau kita disini bicara dengan tema bola,
Surabaya ya Persebaya
Persebaya ya Bonek
Pun juga Gelora 10 November ya Mess Karanggayam
Itu sudah jadi bagian dari keseluruhan
Jadi menurut saya pribadi, jika isu yang sampai saat ini saya dengar benar adanya, terkait dengan sengketa Mess Karanggayam, sangat disayangkan ya.. Mungkin lebih tepatnya dengan berat hati tidak bisa dengan mudah menerima jika salah satu bagian dari sejarah kami di ‘utik-utik’. (koreksi jika saya salah ya…) Bukan berarti dalam hal ini saya maupun kami yang kurang setuju ataupun menolak terkait isu yang ada hanya berpandangan dari satu sisi. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya yakin Pemkot berserta seluruh pihak yang terlibat memiliki solusi lain untuk mengindahkan apa yang sudah menjadi bagian dari sejarah Persebaya.
Persebaya merupakan klub yang sudah cukup pantas disebut dengan klub besar. Tahun ini sudah berusia 94 tahun. Sudah sangat selayaknya mendapatkan tempat dan ‘treatment’ indah terutama dari wilayah Surabaya.
Besar harapan saya Pemkot beserta pihak lain yang terlibat mempunyai pandangan yang sama dengan kami yaitu bonek dan bonita sebagai bagian dari Persebaya. Mengingat apa yang sedang dibahas disini bukanlah urusan kecil tapi berkaitan dengan sejarah.
Apakah Regina bersama komunitas membuat gerakan perlawanan tersebut, atau membuat support pribadi untuk mess dan lapangan bersejarah itu?
Saya pribadi yakin jika apa yang saya harapkan sama adanya dengan teman-teman yang lain. Saya harap tidak perlu adanya gerakan perlawanan disini. Karena kita masih satu wilayah, sudah selayaknya kita satu kata. Berkomunikasi yang baik, bertukar pikiran yang baik, sama-sama menemukan solusi untuk kebaikan ‘BERSAMA’.
Karanggayam dan hasil kompetisi internal banyak melahirkan bibit-bibit berbakat dari sana, siapakah bintang atau pemain alumni Karanggayam yang Regina kagumi?
Om Jatmiko, Om Nova Arianto… dan lainnya. Respect!
Harapan Regina untuk komunitas-komunitas bonek yang ada?
SEHAT TERUS… untuk saat ini yang terpenting itu ya.
tetap satu nyali satu hati.
Kita sudah berada di era jaman global, mudah sekali untuk viral. Sebagai bagian dari klub besar, kita selalu memberi contoh yang baik.
Kala menang sudah kenyang kita lewati 94tahun ini, datang dan pergi pun itu sudah biasa. Yang terpenting sportivitas dan harum nya nama Persebaya harus kita jaga sebaik-baiknya..
Harapan untuk Persebaya di musim kompetisi 2021?
Tidak ada harapan lain sebagai pendukung selain: Persebaya selalu berkibar, Harum namanya, Sampai nanti menjadi cerita indah untuk anak cucu kami.
(tr)