Bek Sayap Arif Catur saat berhasil melewati dua pemain Persita Tangerang. Alumni klub Internal Persebaya ini menunjukan kematangan dirinya, sayangnya dirinya tak mampu mengangkat performa Persebaya. [Joko Kristiono/EJ)

Surabaya, greenforce.co.id – Persebaya masih belum mendapatkan kemenangan sejak kekalahan beruntun sebanyak empat kali itu. Tim kebanggaan Bonek Bonita ini hanya mendapat 1 poin saat menjamu pendekar Cisadane Persita Tangerang, Jumat (31/1/25) di gelora bung Tom, Surabaya .

Paul Munster berupaya mencari komposisi terbaik, mencadangkan Bruno Moriera dan Slavko, sebuah keberanian sekaligus pertaruhan bagi dirinya untuk dapat menyajikan kemenangan di laga home, BRI Liga 1 pekan ke-21.

Sehari sebelumnya, di pre-match press conference, pelatih asal Irlandia ini mengatakan bahwa dirinya akan berusaha maksimal, dan mengatakan juga bahwa capaian ini mengapa orang hanya melihat 2-3 laga tanpa melihat laga hingga mengantar Bajul ijo menempati posisi papan atas.

Sejurus kemudian, Persita Tangerang datang dengan target mencuri poin di Surabaya berhasil. Dibuka oleh gol M. Badrian Ilham yang memanfaatkan bola service corner kick menit ke-14′.

Persebaya mengalami kebuntuan merobek pertahanan rapat Persita Tangerang. Melalui Jan Saragih yang mewakili pelatih mereka, “mendapatkan poin di Surabaya dapat menjaga konsistensi kita untuk bisa merangsek di papan atas” kata Saragih.

Persebaya membalas ketertinggalan melalui gol bunuh diri bek asing mereka Javlon Guysenov menit ke 76′. Bek bongsor itu gagal mengantisipasi sepakan pojok Persebaya dan menceplos gawangnya sendiri yang dijaga Igor Rodrigues.

Persebaya sebenarnya bisa mendapatkan gol penyeimbang jika sepak keras Kasim Botan tak membentur tiang. Mantan pemain Bhayangkara FC itu berhasil mengocek Ruyji Utomo, sayangnya bola membentur tiang gawang.

Babak kedua, Munster memasukan Bruno, Slavko, dan Rivera. Masuknya tiga pemain asing tersebut menambah daya gedor dan akhirnya berhasil membawa gol penyama dan meraih satu poin.

Hasil ini Persebaya menempati posisi kedua klasemen sementara, hanya saja itu tak membuat staf official, pemain, dan suporter puas.

BACA JUGA  Lawan Persis Solo, Awal Kebangkitan Kata Munster

BONEK EVALUASI MUNSTER DAN PEMAIN

Persebaya kembali berhadapan dengan suporter setia mereka. Rentetan hasil buruk, Bonek menghadang bus keluar pemain di zona mixed zone gelora Bung Tomo Surabaya.
Ratusan Bonek meminta pertanggung jawaban pelatih, official, dan pemain. Pimpinan demo terlihat cak bojes green nord dan cak ubros dari Gate Johnerly 21. Mereka berorasi meminta pemain membulatkan tekad menuju juara di sisa putaran kedua ini.

Harapan itu bukan tidak mungkin terwujud, namun saat ini berada di papan atas, baru pijakan untuk menggapai asa juara masih ada, itulah yang menjadi titik tekan teman-teman suporter di malam itu.

Paul Munster dan seluruh pemainnya mendatangi Bonek di pagar mixed zone. Mereka memberikan jaminan untuk tampil lebih kuat dan kembali ke jalur kemenangan demi kemenangan guna menuju kejayaan yang dimintakan suporter.
Oktafianus Fernando, selalu arek alumni internal mewakili rekan rekannya menjawab tantangan suporter.

Kakak kandung Marselino Ferdinan ini memberi penjelasan bahwa tim telah berbenah dengan segala cara, pendekatan dari hati ke hati, hingga mendonasikan rejeki untuk panti asuhan.

Hal itu dilakukan Persebaya untuk supaya mendapat berkah kemenangan dan pemain untuk tetap kompak dan konsisten.

Paul Munster pun demikian. Pelatih asal Irlandia ini meminta maaf atas hasil minor di bulan Januari. Dirinya akan fokus menghadapi sisa laga di bulan bulan selanjutnya, hanya saja, dirinya memohon dan meminta dukungan positif dari Bonek untuk menyelesaikan musim dengan harapan terbaik.
_______________
greenforce.co.id
PRE/ tonirupilu
PHO/ yans.loss27