Oleh : Redaksi
Berakhir sudah masa kepelatihan Angel Alfredo Vera di Persebaya Surabaya. Pelatih asal Argentina itu akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai juru racik taktik tim kebanggaan arek – arek Suroboyo. Hal ini tidak lepas dari tidak konsistennya permainan Rendi Irwan cs. Dari 18 pertandingan yang telah dilalui, Bajul Ijo kini berada di peringkat 15 dan berjarak 2 poin saja dari zona degradasi. Jauh dari target yang dicanangkan Azrul Ananda di awal musim yaitu peringkat tengah – atas.
Sejak awal putaran pertama sudah terlihat jelas bagaimana tidak jelasnya permainan Persebaya, perekrutan pemain yang jauh dari harapan diiringi dengan starting lineup yang selalu berubah menghasilkan permainan yang sama sekali tidak konsisten. Angel Alfredo Vera pun tidak mampu mengalahkan pelatih asing yang menangani tim lain (PSMS memang ditangani Peter Butler tapi sama sekali bukan dia yang mempersiapkan tim saat akan menghadapi Persebaya, bahkan izin mendampingi tim pun baru turun di hari pertandingan). Menghasilkan catatan 5 menang, 7 seri dan 6 kekalahan, memasukkan 26 gol dan (ironisnya) kebobolan 26 gol. Perpisahan pun memang tak terelakkan, apalagi tekanan dari Bonek semakin kencang. Setelah kekalahan dari Perseru Serui, kabar itu akhirnya muncul, Adios Vera!

Kini tongkat kepelatihan untuk sementara akan dipegang oleh Bejo Sugiantoro. Kemungkinan besar Wak Bejo akan menangani tim untuk 2 pertandingan. Bukan tantangan yang mudah memang, apalagi kondisi tim sedang sangat tidak kondusif karena isu yang berkembang akan terjadi eksodus pemain terutama mereka yang direkrut oleh Vera. Perekrutan pemain baru pun masih senyap mendekati penutupan akhir bursa transfer tengah musim 2 hari lagi. Target tidak kalah saja adalah sesuatu yang sangat realistis, meski kekalahan pun sangat amat bisa dimaklumi, namun harapan untuk menang tentu ada.
Pengalaman melatih Bejo pun masih sangat minim, sebelum menangani Persebaya U19 beliau menangani Persik Kediri. Tetapi untuk urusan pengetahuan strategi rasanya Wak Bejo tidak akan kalah dengan pelatih lain di Indonesia. Didikan saat di Italia dulu, dan segudang pengalaman bersama berbagai pelatih yang pernah menanganinya tentu akan menjadi senjata bagi Wak Bejo dalam meracik tim. Belum lagi statusnya sebagai legenda Persebaya tentunya akan menghadirkan kharisma tersendiri di hadapan para pemain. Akan lebih menyenangkan lagi jika dia mengajak serta Khairil Anwar “Pace” Ohorella sehingga jika ada pemain yang tidak bermain sepenuh hati tentu ada yang siap memberikan “pelajaran”.
Pertandingan pertama Bejo Sugiantoro menangani Persebaya adalah menghadapi Persela Lamongan yang ditangani oleh Aji Santoso rekan setimnya saat membawa Persebaya menjadi juara Liga Indonesia tahun 1997 atau yang lebih dikenal dengan Liga Kansas. Akan menarik bagaimana adu strategi antara dua pemain legendaris yang dulu bersama – sama mengawal lini pertahanan Bajul Ijo dibawah asuhan Rusdi Bahalwan ini.
Sebuah catatan menarik lainnya dari penunjukan Bejo Sugiantoro adalah kini Persebaya menjadi tim yang memiliki alumnus terbanyak yang menjadi pelatih di Liga 1 Gojek Bukalapak. Selain nama Bejo Sugiantoro dan Aji Santoso, juga ada nama Jacksen F. Tiago (Barito Putra), I Putu Gede (Perseru Serui), dan Antonic Dejan (Borneo FC) yang pernah memperkuat The Green Force semasa menjadi pemain. Selain itu ada nama Stefano “Teco” Cugurra (Persija) yang pernah menjadi pelatih fisik Persebaya saat meraih gelar juara pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa Surabaya masihlah menjadi kiblat sepakbola nasional, namun untuk menegaskan hal tersebut Persebaya Surabaya harus menunjukkan permainan terbaiknya dan meraih kemenangan demi kemenangan. Selamat berjuang Wak Bejo! Selamat berjuang Bajul Ijo!