SURABAYA (GF) Maraknya media sosial di internet membuat arus informasi begitu deras dan kuat. Banyaknya media akses sudah sangat mudah di dapatkan setiap penggunanya, terutama melalui gadget dan perangkat lainnya. Seperti yang kerap di kampanyekan pemerintah melalui Kementerian informasi komunikasi tentang bahaya berita palsu atau hoax, tentu hal ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat guna mengampanyekan serta mengajak masyarakat lainnya untuk bijak menggunakan media sosial tersebut.
Upaya dan ajakan ini mencakup segala elemen masyarakat, termasuk supporter sepak bola. Saat ini, masyarakat sepak bola baik pemain maupun supporter sudah tidak berjarak seperti ketika era dahulu. Supporter dapat langsung me-mention pemain di kala pemain tersebut bermain buruk, tak hanya pemain, official dan petinggi klub pun bisa menjadi sasaran supporter dengan mudah. Tidak hanya mention, supporter juga dapat membagikan berita yang belum tentu kebenarannya dengan leluasa secara terus menerus, maka persoalan diluar sepak bola ada kala nya memiliki persoalan serupa, yang penanganannya juga bisa serupa; kampanye penggunaan media sosial yang bijak.
Dilandasi oleh persoalan ini, komunitas Bonek pecinta fotografi atau yang di kenal sebagai (KFB) Kominitas Fotografi Bonek menggelar acara bertajuk “BONEK WANI BERMEDIA POSITIF”. Kerangka dasar semangat kegiatan ini berangkat dari kegelisahan yang melihat stigma bonek di masyarakat selalu negatif. Cak Dimas selaku ketua KFB mengatakan bahwa “jika klik di mesin pencari google soal bonek, disitu banyak bermuculan portal yang mengabarkan hal negatif” seperti dikutip dari pernyataan Cak Mamuk Ismuntoro fotografer profesional di acara tersebut. “ini persoalan yang harus bersama kita membangun stigma positif dengan konten yang berfaedah serta mengedukasi bonek dan masyarakat” masih kata Dimas.
Acara yang di gelar bersamaan dengan nobar/nonton bareng laga penutup putaran pertama liga 1 2019 antara Bhayangkara FC versus Persebaya (31/8/2019) ini di rangkai dengan acara talkshow yang menghadirkan beberapa narasumber. Hadir Cak Satrio WCS selaku official fotografer Persebaya, Cak Mamuk Ismuntoro, dan beberapa tim kreatif tribun dengan memaparkan konsep kreatifitas serta bentuk kreatifitas yang telah ada. Acara yang di gelar tanggal 31 Agustus 2019 kemarin dimulai sejak kick off laga Bhayangkara versus Persebaya. Di hadiri banyak bonek dan pimpinan seperti Cak Cong, Cak Tessy, Cak Hasan Tiro dan lain-lain. Di dukung oleh kapal api, rocknroll store, SIVB cloths, Oners, Mampiro cafe&resto, pasar bonek serta media partner Bonek TV, Greenforce.co.id, serta Roscoradio, acara ini berlangsung meriah.
Pemateri memberi tips dan wejangan yang sangat baik. Dimulai dari Satrio WCS, pria berkaca mata ini melihatkan hasil karyanya yang memiliki citarasa seni fotografi sarat dengan pesan di dalam karya-karyanya. Membawakan materi football fotografi, Satrio juga memberi tips agar setiap pegiat fotografi untuk tetap berkarya. “yang penting itu pandai membaca momen, gear itu jangan terlalu dipikirkan, sekarang bagaimana melihat momen yang pas, serta jangan takut untuk terus mencoba” kata fotografer yang juga sebagai anggota kehormatan KFB ini.
Cak Mamuk, fotografer handal ini memaparkan tentang foto yang old & new, dimana foto-foto karyanya menceritakan sebuah peristiwa. “setiap foto harus di isi caption yang menguatkan foto tersebut, agar menjadi sebuah “warisan” yang secara histori akan menjadi data ketika dibutuhkan di masa mendatang”, Mamuk juga menambahkan bahwa foto di internet setiap harinya ada jutaan yang ter upload, maka, setiap pelaku media harus membangun narasi sebuah foto tersebut agar kuat secara historinya.
Pada rangkaian acara ini juga hadir tim kreatif tribun timur yang di wakili oleh Cak Roma. Roma melihatkan sebuah video ketika Persebaya kontra Persib di musim 2018. video itu seperti sebuah film pendek yang bercitarasa kreatifitas tinggi. Roma mengatakan bahwa divisi kreatif tribun timur selalu mengedukasi bonek untuk tetap mendukung persebaya dengan segala bentuk kreatifitas yang di miliki. Hal itu bisa di lihat pada koreo ketika Persebaya menjamu Persija kemarin.
Green Nord (GN), memalui ijang selaku bagian GN media, ia juga melihatkan dua video karya yang memiliki taste sinematografi seperti tribun timur sebelumnya. Melalui video One Man One Doll ketika Persebaya versus PS Tira dalam penyisihan Piala Presiden lalu, ijang memaparkan secara detail maksud dan tujuan video tersebut. GN juga kerap menampilkan koreo dengan basis edukasi yang tinggi. Namun pada kesempatan ini ijang lebih memaparkan filosofi chant-chant green nord meneruskan pandangan Cak Andi Peci di video tersebut, sayang ketika ditanya soal arti koreo saat versus Persija, Cak Cong belum bisa menjelaskan karena belum di post di media sosial Green Nord.
Tribun Kidul dan Gate Jhoner 21 tidak bisa hadir sehingga tidak ada pemaparan konsep kreatif dari kedua tribun tadi. Suasana acara sangat cair dan bersahabat. Acara selesai pukul 22.00 ditutup dengan pembagian hadiah pemenang lomba foto online yang di selenggarakan KFB sebelumnya.