Surabaya, greenforce.co.id – Hari ini, Senin (4/3/2024) Persebaya Surabaya mengirim surat ke PSSI. Surat dengan nomor 127/PT.PI-III/2024 ini ditujukan kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Isinya? Meminta Ketum PSSI untuk mengambil langkah-langkah yang diperkukan dan mengukur terkait pertandingan Persebaya vs PSS Sleman pada Minggu, 3 Maret 2024.
Ada dua poin yang diminta Persebaya untuk mendapat perhatian serius dari PSSI.
Pertama, terkait aksi pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi. Pemain dengan nomor punggung 33 ini melakukan tindakan keras dan mengarah mencederai lawan pada menit ke-19. Dimana dengan dalih merebut bola, dia dengan sengaja menendang kepala pemain Persebaya Bruno Moreira yang saat itu terjatuh.
Dan wasit yang berada di depan kejadian ini hanya memberikan kartu kuning.
Apa yang dilakukan Wahyudi Hamisi ini termasuk kategori Perilaku kekerasan, yang harusnya layak dikartu merah (sumber : www.theifab.com/laws/lates/foul-and-misconduct/ Serta Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 Pasal 48.
Sekadar informasi, momen ini telah diunggah di akun sosmed Indosiar TV, dan berakhir pada hujatan dari netizen atas aksi Wahyudi Hamisi. (tautan video terlampir)
Bagi kami ini, seperti mengulang momen horor pada Kompetisi Liga 1 tahun 2018/2019, dimana Wahyudi Hamisi yang saat itu bermain untuk Borneo FC melakukan pelanggaran mematikan pada Robertino Pugliara di Stadion Gelora Bung Tomo. Mengatasi dua kaki yang dilakukan membuat Robertino Pugliara tidak bisa melanjutkan karir sepakbola.
Kedua, Kepemimpinan wasit Ginanjar Rahman yang kurang tegas dan cenderung abai dalam menerapkan law of the game. Akibatnya, pertandingan berjalan keras dan menghasilkan kasar. Beberapa kali harus terhenti karena kejadian antar pemain kedua tim. Bisa dilihat dari keluarnya 11 kartu kuning di pertandingan ini. Sebanyak 6 kartu kuning untuk pemain PSS Sleman dan 5 kartu kuning untuk pemain Persebaya Surabaya. (*)