Samarinda , greenforce.co.id – Meladeni tuan rumah Borneo FC lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-5, Jumat (19/8/22), Persebaya gagal mengemban misi curi poin di Ibu kota Provinsi Kalimantan Timur itu. Peluang demi peluang tercipta namun tak dapat di konversi menjadi gol. Silvio Junior berhasil membuka asa merebut 1 poin dari Samarinda berkat penyama kedudukan di menit 67′. Sayang, hingga peluit panjang dibunyikan, skor akhir 2-1 bertahan untuk kemenangan Borneo FC.
Pertandingan sangat ketat dan keras. Menit ke 19′ bek kanan muda Koko Ari Araya harus ditandu keluar akibat pelanggaran keras yang dilakukan Kei Hiroshi. Namun, pelanggaran itu tidak berbuah kartu merah untuk pemain asal Jepang itu. Menurut Aji Santoso pelanggaran yang dilakukan Kei Hiroshi adalah kesengajaan.
Aji Santoso tak banyak mengomentari jalannya pertandingan. “Sebenarnya saya mengomentari pertandingan tidak ada masalah, di dalam sepak bola bisa kalah bisa menang. Yang saya sayangkan adalah kenapa wasit tidak tegas mengambil keputusan, terutama Kei Hiroshi” kata Aji.
Aji menjelaskan kondisi terkini Koko Ari saat di jumpa pers pasca pertandingan. “Itu sekarang (Koko Ari) mungkin patah kakinya, dia tidak bisa berjalan hari ini mau di Rontgen kenapa wasit tidak bisa melindungi pemain, itu saja sih yang saya sangat sesalkan, itu seharusnya kartu merah” terangnya.
Alta Ballah yang menemani Aji di post match press conference menambahkan bahwa dia dan kawan-kawan sudah berjuang maksimal, hanya saja keputusan wasit di menit akhir sangat merugikan Persebaya kata putra rek Anthony Jommah Ballah ini.
Aji juga menambahkan bahwa tim nya bermain bagus dan dia mengakui kemenangan Borneo, namun ada hal lain yang menjadi titik tekan pelatih mantan bek kiri Persebaya ini. “Di sepak bola itu bukan hanya kalah dan menang, ada sportivitas dan etika di lapangan, seharusnya dia pemain asing dia harus memberi contoh yang baik pada pemain lokal. Dia tidak berpikir jika itu menimpa pada dirinya” ungkap Aji.
Pelatih 52 tahun ini begitu emosional menanggapi pertanyaan awak media yang menanyakan soal Kei Hiroshi. “Kasihan masa depan nya, kasihan keluarganya, saudara-saudaranya. Semoga tidak terjadi apa-apa, yang jelas dia (Koko Ari) akan ditandu menuju bus” tegas Aji.
Aji menjelaskan bahwa sepak bola bermartabat di mulai dari wasit. Wasit menentukan kualitas kompetisi, yang mana kompetisi yang baik akan menghasilkan tim nasional yang baik.
“Marilah stakeholder, semua yang terlibat dalam sepak bola, saya tak mau komentar soal wasit, masyarakat sudah tau sepak bola, bagaimana permainan, ini live, salah satu yang membuat maju sepak bola adalah wasit, karena wasit yang menentukan kualitas kompetisi, jadi kaitannya sangat banyak” tutur Aji.
“Silahkan wartawan-wartawan kalau mau fair berbicara dari hati yang terdalam pasti tahu tentunya, saya gak mau berkomentar” sambung Aji.
Dalam metode evaluasi Aji menjelaskan bahwa hal itu telah banyak dilakukan, tak hanya saat bertemu pemain, tapi melakukan evaluasi melalui praktik di lapangan. Gol Matheus Pato di menit ke 62′ diakui Aji bahwa Leo Lelis kalah duel.
“Ini sudah kita antisipasi berkali-kali, mau berangkat sampai tadi pagi sudah kita antisipasi, dalam corner kick tadi saya sudah antisipasi tidak zona marking tapi man to man marking tapi memang Leo kalah duel dengan Pato” katanya.
Menutup jumpa pers aji benar-benar sangat menyesalkan Kei Hiroshi. “Saya sewaktu jadi pemain tidak pernah berbuat seperti itu, ini sangat fatal” tandas Aji.
Aji mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bonek yang datang jauh dari Surabaya dengan kapal laut. “Saya berterima kasih, saya yakin permainan mereka puas, hanya hasil yang membuat mereka kecewa, kami akan memperbaiki dan semoga lebih baik” tutup Aji
( tr / yl )