Zarra bersama adiknya di Stadion Patriot Bekasi, Jawa Barat. (Dok Zarra)

Persebaya adalah persemaian banyak istilah bagi bonek yang selalu mendukung dalam suasana dan kondisi apapun. Kalimat-kalimat cetar membahana itu membuat siapapun akan bergidik dibuatnya. Mulai dari istilah “Persebaya melumpuhkan logika“, “Persebaya sampai kiamat“, “Persebaya sak tekone Izroil” dan masih banyak lagi yang melandasi serta mewarnai bonek memberi dukungan kepada tim kebanggaannya.

Fanatisme ini bukan baru saja marak di kalangan bonek. Kesetiaan itu sudah ada sejak lama, bahkan sebelum klub-klub lain menggeliat dalam mendukung tim, bonek bahkan jauh sebelum penamaan “Bonek”, mereka telah mewarnai dunia supporter.

Zarra dan suami berpose di depan stadion Mataram, Lombok. (Dok Zarra)

Kisah menarik lainnya tentang supporter Persebaya adalah bentuk dukungan dan keterlibatan supporter wanita atau yang disebut “Bonita”. Dunia supporter dan tribun tidak lagi dominasi kaum adam. Di Gelora Bung Tomo (GBT), jumlah bonita cukup banyak. Mula dari wanita lajang hingga paruh baya banyak di jumpai di stadion markas klub kebanggaan arek suroboyo itu.

Salah satu bonita yang aktif dalam pantauan greenforce.co.id adalah Zarra. Wanita yang juga seorang ibu 2 anak ini sering dijumpai di tribun VIP Gelora Bung Tomo, dan ia juga sering away bersama suami di beberapa tempat di Indonesia yang sesuai dengan jadwal longgar pekerjaannya dan suaminya.

Zarra berfoto bersama fans Kalteng Putra di stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (Dok Zarra)

Wanita yang bekerja wirausaha di bidang properti ini tergabung dalam komunitas bonek klayapan dan Lebak Van Java (LVJ). Bersama komunitasnya zarra hampir tidak pernah absen mbonek di GBT.

Daerah yang pernah di datangi zarra antara lain Medan, Palangkaraya, Lombok, Bali, Makassar, Banjarmasin, Magelang, Bandung, Sleman, dan lain-lain. Tak hanya di level kompetisi zarra mengikuti Persebaya, di turnamen Piala Indonesia dan Piala Presiden, wanita asal Malang Jawa timur ini tak pernah ketinggalan.

Zarra dan suami saat medukung Persebaya di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. (Dok Zarra)

Ditanya bagaimana membagi waktu antara pekerjaan dan Persebaya, wanita sarjana sastra inggris ini mengatakan “Pokoknya pekerjaan yang tidak bisa di wakilkan saya kerjakan lebih awal, untuk pekerjaan sisanya auto pilot” tegasnya.

Istri cak Jarot ini memiliki banyak suka dan duka dalam mendukung Persebaya terlebih ketika awaydays. Zarra pernah harus berpindah dari 1 hotel ke hotel lainnya ketika Persebaya akan melakoni 8 besar liga 2 tahun 2017 lalu. Venue yang seharusnya di Bekasi di pindah oleh operator ke Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa barat.

“Waktu itu senang saja, sebab saya yakin Persebaya akan lolos ke liga 1 nantinya, jadi semangat saja walau venue di pindah-pindah” kata wanita penggemar kuliner palubassa dan coto makassar ini.

“Awaydays itu menyenangkan, kita bisa menyicipi kuliner daerah dan menikmati wisata alam sembari belajar kultur daerah setempat walau sebentar melalui warga sekitar” masih kata wanita berparas manis ini.

Bersama anggota komunitas Klayapan, saat akan mendukung Persebaya di Makassar, Sulawesi Selatan. (Dok Zarra)

Mendukung Persebaya bagi bonek menjadi kewajiban selama mampu dijalani dan tidak terbentur dengan aktivitas pokok dan utama. Zarra mengaku jatuh cinta pada Persebaya sejak ia masih berpacaran dengan suaminya saat ini. Maka, apa yang disebut pepatah dari mata turun ke hati benar-benar terjadi pada wanita yang berdomisili di bilangan lebak jaya Surabaya ini.

Zarra tidak hanya memiliki pengalaman menyenangkan dalam mendukung Persebaya. Ia menuturkan bahwa pengalaman paling menegangkan ketika awaydays di Jember sewaktu Persebaya mengarungi liga 2.

Zarra di Banjarmasin Kalimantan Selatan saat akan medukung Persebaya versus Barito Putra. (Dok Zarra)

“Waktu di Jember setelah pertandingan bonek tertahan di stadion karena terjadi gesekan antara bonek dan warga saat itu, saya harus nyetir sendiri bersama 2 anak saya yang masih kecil, karena suami saya ikut mengamankan dulur-dulur bonek yang masih di luar stadion, wah menegangkan sekali” ujarnya.

Saat ini Persebaya memasuki tahun ke 2 di liga 1. Zarra sangat bangga karena di tahun pertama Persebaya di liga 1, tim kebanggaanya finish di posisi ke 5 atau big five. Dan, di musim 2019 Persebaya merangsek naik dan finish di posisi runner up.

Zarra berharap Persebaya juga membangun kanal-kanal edukasi bagi supporternya secara elegan pada unsur yang terkandung di dalam Persebaya agar terlihat baik dan sinergi. Zarra pun berharap kepada bonek untuk lebih solid, tertib, dan setia untuk Persebaya, saling mengedukasi terutama pada berita-berita yang dapat memprovokasi atau usaha memecah belah bonek.

Zarra bersama putranya di Gelora Bung Tomo Surabaya. (Dok Zarra)

“Untuk persebaya saya ingin tim terus menaikan grafik prestasi seperti yang sudah dilakukan, terus tonjolkan kualitas sebagai tim professional agar di contoh klub lain sebagai pioneer raksasa sepak bola tanah air” tutupnya.

Kini persebaya akan melakoni Asean Club Championship (ACC) di pertengahan tahun ini, sudah siap away asean kah ?

(tr)