Surabaya, greenforce.co.id – Polemik penggunaan fasilitas lapangan milik pemerintah kota Surabaya kembali dijumpai Persebaya Surabaya.
Klub kebanggaan Bonek Bonita ini kesulitan menggunakan lapangan Gelora 10 November jalan Tambaksari, dan lapangan THOR di komplek Gelora Pancasila Surabaya.
Persoalan sebelumnya telah di selesaikan di level PUPR saat Persebaya bersama Walikota Eri Cahyadi menemui Kementerian PUPR di Jakarta, guna meminta ijin menggunakan GBT dalam persiapan acara 730 game antara Persebaya versus Bali united.
Yahya Alkatiri di Surabaya Town Square (Sutos) mengatakan bahwa dirinya telah mengetahui akar persoalan kesusahan Persebaya menggunakan lapangan latihan Gelora 10 November dan lapangan Thor.
“Masalah lapangan latihan ini ada masalah lagi, kami sudah tahu, ternyata setelah kami tanya-tanya, ada 1 nama yang menurut kami agak melarang-larang terus ini” kata Yahya.
Yahya mengatakan PT. Virama Karya yang bertanggung jawab dalam perawatan dan perbaikan lapangan tersebut. “PT. Virama Karya atas nama mas Doni” terang mantan manager EPA U-20 ini.
“Lapangan ini bukan museum, lapangan ini harus bisa digunakan, PT. Virama Karya ini setelah kami telusuri ternyata BUMN” sambungnya. Yahya menanyakan spirit pembangunan sepak bola yang dicanangkan menteri BUMN yang juga ketua Umum PSSI.
“Spirit membangun sepakbola nya bagaimana, kok ada BUMN menghambat latihan Persebaya, menurut kami ini menghambat, kami kalau pagi dan sore latihan dari Mess ke GBT, lama-lama pemain Persebaya bisa tipes” ucapnya.
Yahya memohon kepada Ketua PSSI Erick Thohir yang selaku menteri BUMN, bahwa ada lembaga dibawah kuasanya yang menghambat Persebaya.
Langkah koordinasi melalui perangkat Pemkot telah dilakukan manager berjambang ini. “Kami sudah tanya, dari Dispora, darimanapun, sebenarnya mereka welcome, tapi dilarang sama ini (PT Virama Karya)” keluhnya.
Persebaya melalui Yahya berharap Erik Thohir untuk membantu persoalan yang dihadapi klub anggotannya. “Anggaran pembangunan lapangan ini menggunakan uang rakyat, yang menggunakan lapangan Tambaksari dan Thor itu tidak hanya Persebaya, tapi masyarakat umum juga, itu fun football-fun football juga pengguna” tegas Yahya.
“Jadi tolong PT Virama Karya tolong jangan dibatasi teman-teman menggunakan lapangan Tambaksari dan Thor” pintanya.
Yahya Alkatiri kebingungan atas pelarangan penggunaan kedua lapangan bersejarah Surabaya itu. Dirinya mengatakan bahwa faktor gagalnya piala dunia U-20 bisa ada kemungkinan faktor infrastruktur.
“Ini kalau jadi piala dunia, yang masalah ada di insfrastruktur, teman-teman Bonek bilang ini masalah di insfrastruktur, bukan karena penolakan Israel atau apalah, bukan” paparnya.
“Jadi sekali lagi, pak Erick Thohir harus tegas, masak BUMN-nya kayak gini, cenderung menghambat latihan kami, sekali lagi, Persebaya sering menyumbangkan pemain untuk timnas” tuturnya.
Ditegaskan Yahya bahwa kedua lapangan ini harus segera di kembalikan ke pemerintah kota untuk pengelolaan. “Ini kalau penggarapannya bener kita akan berani menginjak (rumput), tapi kalau tidak bener nah kita takut menginjaknya” kata Yahya keheranan.
Persebaya praktis tidak dapat menggunakan dua lapangan dalam kota Surabaya. “Tadi latihan hanya di tribun, kita tak bisa gunakan lapangan” lanjutnya.
Untuk mendudukkan persoalan ini Persebaya akan menghadap Walikota Surabaya guna meminta bantuan Walikota dalam pengurusan lapangan ini. “Kita akan bertemu pak Eri untuk membahas ini, kita tau semangat pak Eri untuk Persebaya juara dengan segala fasilitas yang ada di aset Pemkot” sambungnya.
“Kalau bisa di serahkan kembali ke Pemkot, itu kan aset Pemkot, nanti kalo gini akan berbelit-belit birokrasinya, kembalikan saja” tandas Yahya.
______________
greenforce.co.id
tonirupilu / jurnalis
yans.loss27 / fotografer