Surabaya, greenforce.co.id – Lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-8 akan menyajikan laga Persebaya Surabaya versus Bali United, Jumat (2/9/22).
Pertemuan kedua tim ini memiliki statistik yang cukup menarik. Sejak berkompetisi di Liga 1 sejak 2017, Persebaya menang melawan tim berjuluk Laskar Tridatu sebanyak 7 kali.
Catatan ini tak menjadi acuan Stefano Cugurra atau yang akrab di sapa coach Teco. Mantan pelatih fisik Persebaya ini mengatakan meski kalah dua kali di musim lalu, Bali United telah mempelajari permainan Persebaya, dan itu terbukti Persebaya di kalahkan di Piala Presiden lalu.
Kendati demikian, pertemuan kedua tim ini bisa di sebut rekor antara klub dengan pemain muda dan klub pemain senior. Persebaya hampir seluruh kedalaman squad-nya berusia di bawah 25 tahun, dan Bali United berusia rata-rata diatas 25 tahun.
Statistik hingga pekan ke-7 Bali United telah mengemas 14 gol, dan Persebaya baru mengemas 7 gol. Hal ini membuktikan lini serang Bali United tergolong produktif, untuk mengantisipasi hal itu, Aji Santoso telah mempersiapkan segalanya.
“Yang jelas antisipasi sudah kita persiapkan semua, tinggal pemain yang menjalankan di lapangan, kita tahu Bali dari musim ke musim tidak melakukan pergantian pemain secara signifikan, bagi kami siapapun lawan kami tidak ada masalah, kami akan berjuang maksimal” kata Aji Santoso.
Risky Ridho menguatkan metode pelatih dalam meredam serangan Bali united. Bek timnas itu mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya telah mempelajari melalui rekaman video serta masukan dari staff pelatih. “Kita analisis bagaimana striker Bali mencetak gol, itu kita antisipasi” kata alumni El-Faza itu.
Bali United tim yang tergolong berisi pemain pengalaman, matang, dan senior. Dari sisi umur, juara dua kali beruntun liga Indonesia itu nyaris tidak memiliki pemain berusia di bawah 20 tahun.
Aji santoso menjelaskan bahwa pemilihan pemain senior dan muda adalah karakter setiap pelatih. “Karakter setiap pelatih itu berbeda-beda, kita tahu di Bali United tidak ada satupun pemain yang usia 20 tahun ke bawah ya, itu mungkin karakternya tim Bali, dan itu sah-sah saja” terang Aji.
Dengan kondisi pemain yang rata-rata berusia muda, bagi Aji Santoso hal itu tidak menjadi persoalan. “Yang penting bagaimana mereka bermain di lapangan setelah mendapatkan latihan-latihan dari seorang pelatih” paparnya.
Ditambahkan oleh pelatih terbaik musim lalu ini bukan tidak menyukai pemain senior. “Saya juga suka pemain senior, saya suka pemain yang pengalaman, hanya Persebaya ini tim yang melihat untuk jangka panjang” sambungnya.
Masih terkait karakter pelatih pada pemain muda dan pemain senior, pelatih berusia 52 tahun ini memaparkan kebanggaan seorang pelatih adalah ketika saat berhasil mencetak atau mengorbitkan pemain muda. “Apalagi kalau saya bisa memunculkan pemain muda tidak pernah bermain di liga 1 bahkan liga 2, tapi kalau saya bisa memunculkan, itu kebanggaan seorang pelatih” jelasnya.
Aji Santoso menceritakan perjalanan pemain yang from Zero to Hero. Mengambil contoh Ricky Kambuaya dan Koko Ari Araya, dimana kedua pemain ini bersinar di Persebaya seiring polesan pelatih, disitulah kebanggaan pelatih, “artinya kalau pemain berkembang, saya ikut membantu karir dan kehidupan sosial mereka” tambahnya.
Visi bermain yang bagus dan memiliki kualitas adalah standard utama Persebaya melalui Aji Santoso merekrut pemain. “Visi bermain yang bagus itu diatasnya skill “saya tekankan ke pemain saya, pemain yang bagus itu harus memiliki kepribadian yang bagus”. Urainya.
Menjadi tim yang produktif dan minim kebobolan adalah PR Aji. Mantan bek kiri Persebaya ini mengatakan bahwa arahan dan materi kepada pemain belakangnya untuk minim kebobolan di setiap laga. “Perjalanan hingga pekan ke 7 ini anak-anak cukup bagus, tinggal saya memaksimalkan agar lebih bagus” ungkap Aji.
Bali United yang dihuni seluruh pemain senior berkualitas, Aji mewanti-wanti anak asuh-nya untuk mewaspadai semua pemain Bali United tanpa Man to Man Marking .
Kondisi cedera pemain lapangan tengah memaksa Persebaya menahan Wonderkid Marselino Ferdinan. Pemain Bali United dikabarkan ada beberapa yang cedera dan pemanggilan tim nasional. Aji mengatakan bahwa Marselino akan di ijinkan berangkat setelah laga melawan Bali United. “Ini Brilian dan Vidal masih cedera jadi nanti Marselino ke timnas setelah lawan Bali” imbuhnya.
Di pekan ke 7 tercatat 5 pelatih telah diberhentikan dari klub-nya. Kondisi ini di komentari Aji dengan jelas dan terang. Aji mengatakan bahwa liga di Indonesia sangat kejam dalam pemberhentian pelatih.
Disebutkan juga, hal itu menjadi kewajaran. Dalam dunia profesional, pelatih dituntut untuk membawa tim menuju prestasi terbaik. Pemilihan pemain yang bukan dilakukan oleh pelatih, hal itu dirasa CEO Asifa ini sebagai “bunuh diri”. “Pemecatan itu dari managemen dengan segala pertimbangan dan bukan dari tekanan siapapun, seperti ini yang banyak terjadi” tutur Aji.
Sejak di Persebaya dari tahun 2017 Aji menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah di intervensi siapapun di managerial Persebaya termasuk Presiden klub. “Di sepak bola profesional ya begitulah, makanya saya bilang di Indonesia ini liga nya sangat kejam, ada tim yang membangun kerangka tim tanpa skema pelatih, kalau sudah parah ya itu bergantung managemen, tapi yang jelas saya sangat siap dengan resiko apapun” pungkasnya.
(tr/yl)