Persebaya dalam.sebuah latihan di stadion Gelora Delta Sidoarjo

LAMONGAN (GF) Dalam 5 laga terakhir Persebaya belum mendapatkan kemenangan, hal ini membuat teriakan “Pikal Out” mulai di lontarkan bonek di Stadion Surajaya Lamongan (23/10/2019) ketika Persebaya melakoni pekan ke 24 lanjutan liga shopee 2019 antara Persela Lamongan versus Persebaya.

Persebaya menelan kekalahan 0-1 oleh gol tunggal Malik Risaldi di menit ke 63′. Gol terlahir dari salah koordinasi antara Hansamu Yama dan Miswar Saputra. Bola rebound itu tidak di sambar bek timnas asal Mojokerto, namun lebih di kawal dari posisi Malik, sehingga malik berhasil mencuri dan menceploskan hingga stadion yang di hadiri 17 ribu penonton itu bergemuruh.

Pertandingan sengit di hiasi hujan kartu kuning. Tercatat 6 kartu kuning di keluarkan wasit Asep Yandis asal Jawa Barat tersebut. 4 pemain Persebaya antara lain Hamsamu Yama, M. Hidayat, Abu Rizal, dan Aryn Williams di ganjar kartu dengan bermacam-macam pelanggaran.

Persebaya memang tidak dalam squad ideal mereka. Absen nya Osvaldo Haay dan Diogo Campos mempengaruhi daya dobrak lini serang tim berjuluk Bajol Ijo ini, ditambah absen nya assisten pelatih Bejo Sugiantoro yang sedang mengambil lisensi kepelatihan di Jogjakarta.

Dalam keterangan pers setelah pertandingan, pelatih kepala Wolfgang Pikal menitik beratkan kepemimpinan dan kinerja wasit yang dianggap merugikan Persebaya. “Ada 5 vatatan kami kinerja wasit sangat merugikan tim” ujar pelatih yang pernah menjadi assisten.Alfred Riedl di timnas.

Hal itu juga di perkuat oleh capten Ruben Sanadi. Ruben juga menyoroti wasit yang memimpin, “kinerja wasit membuat pemain kehilangan fokus”, namun mantan pemain Persipura ini berterima kasih pada bonek yang datang mendukung, serta berharap bonek terus mendukung dalam 2 laga home mendatang dan seterusnya.

BACA JUGA  Jelang El-Classico, Munster : "Maraton Telah Usai, Kini Saatnya Sprint"

Pikal juga mengapresiasi kerja keras pemain, “saya harap bonek mengerti bahwa kami sudah bekerja keras, dan dapat melihat sendiri bagaimana wasit dalam memimpin pertangan”.