Penulis: Kukuh Ismoyo
Kalau ada pemain yang pantas mendapat predikat sebagai Man Of The Match sore ini, maka, putra Asli Papua ini yang pantas menyandangnya. Nelson Alom. Tampil trengginas selama 90 menit. Berlari ke depan dan belakang. Menjaga lini tengah. Stabilisator, sekaligus motor. Sungguh pekerjaan yang berat dan dilakukannya dengan luar biasa.
Alom, sesungguhnya adalah Ball winning midfielder, tukang angkut air. Perebut bola. Pemotong serangan lawan sebelum masuk ke back four. Hebatnya sore ini, ia menjelma menjadi pemain dengan role yang sangat janggal tapi mematikan. Bermain di belakang 2 gelandang Serang, Tino dan Rendi, Alom tak hanya menjaga kedalaman. Ia juga acapkali mengirimkan umpan. Hal yang sangat tak biasa. Tak cuma sekali dua, tetapi Banyak umpan!
Tentu saja ini cukup janggal. Tugas playmaking dan membagi bola, harusnya ada pada pundak Robertino, tetapi sore ini Alom berbagi tugas mengumpan dengan Tino. Saya pernah menulis, bahwa sedikit tumpulnya Winger Persebaya di Liga 1 kali ini adalah karena Robertino tak seperti Misbakhus. Tino, lebih sering bermain umpan-umpan pendek merapat dengan gaya tik-tak. Hal yang justru jauh dari kebiasaan winger-winger Persebaya dari Liga 2 yang terbiasa mendapatkan umpan-umpan panjang dari misbakhus sholikin untuk Selanjutnya beradu sprint dengan bek-bek lawan.
Sore ini, tugas misbakhus di liga 2 musim lalu, dijalankan dengan baik oleh Alom. Berulang kali umpan panjang ke arah duo winger Persebaya, Pahabol — diganti Irfan Jaya kemudian — dan Oktavianus Fernando mendarat dengan baik. Sangat manis. Sesungguhnya, pola umpan panjang seperti tadi sore dari Alom sudah terlihat dari saat melawan PS TIRA di Bantul beberapa minggu yang lalu. Sempat ‘hilang’ di beberapa pertandingan setelahnya, hingga sore tadi melawan Arema Fc, umpan-umpan panjang nun manis itu keluar lagi. The conductor!
Ini juga tak lepas dari peran baik rendi Irwan yang berhasil bermain tiki taka dengan Robertino di pola umpan-umpan pendek. Rendi, berhasil seringkali menjadi wall passer yang baik bagi Robertino dan Rishadi. Rendi sangat mobile sebagai penghubung antara Tino dan Alom beserta kedua winger. Gerak off ball dan wall passnya bersama Tino terlihat sangat harmonis daripada saat Tino bermain bersama Fandi Eko Utomo. Inilah yang menyebabkan, Nelson Alom bisa berkonsentrasi lebih baik di belakang dan mengirimkan umpan-umpan panjangnya.
Tak hanya soal tentang taktisnya. Sore ini, Alom juga menunjukkan kepada para pemain Papua lainnya, betapa berdedikasinya bermain dengan spartan demi logo di dada melawan Rival. Alom memang bukan binaan internal (yang jelas punya emosi lebih saat melawan Rival) Persebaya laiknya Opan yang bermain juga sangat menggila sore ini saat melawan Rival. Tetapi sekali lagi ia membuktikan pada bonek — mengutip perkataan Manuel Rui Costa yang saya ubah narasinya dari Milan menjadi Persebaya–,
“Sekali saja kamu bermain memakai Jersey Persebaya, Maka selamanya Persebaya mengalir dalam darahmu.”
Salute!