Surabaya, GREENFORCE– Bagi Bonek, mendukung dan menjadi bagian dari perjalanan tim adalah sebuah kebanggaan. Bonek telah melalui berbagai rintangan untuk dapat mendukung klub yang sangat di cintai segenap jiwa dan perasaan. Bonek menjadi entitas dan simbol supremasi klub yang berjuluk “Bajul ijo” ini.
Seiring jaman dan seiring perjalanan hidup orang per orang yang mencintai Persebaya, ada perjalanan seorang bonek yang “merantau” jauh di negeri orang. Melintasi samudera dan benua, bonek tetaplah bonek yang mendarah daging fanatisme-nya dan menjadi bagian hidup dalam emosi jiwa-nya.

Irfon Berhitu, seorang bonek asal surabaya di bilangan perak (Bonek teluk) surabaya ini adalah kisah yang dapat menjadi teladan, bagaimana memupuk rasa kecintaan dan sense of belonging diatas rata-rata. Pemuda keturunan Ambon Maluku ini telah hidup nun jauh di Inggris. Irfon tetap melihatkan bagaimana cara ia mendukung Persebaya dengan caranya sendiri.
Menikahi wanita asal Harlow, Essex, Inggris, irfon harus menetap bersama keluarga besar Becky Jayne Berhitu-Woodham disana. Walau hidup dan bekerja di Inggris, seluruh perangkat di gawai nya berisi foto semua pemain serta screenshot hari ulang tahun seluruh pemain Persebaya.

Irfon seakan memiliki banyak waktu jika untuk Persebaya. Ia membuat akun instagram dengan nama “@bonek_uk”. Hal itu ia lakukan sebagai pelepas dahaga dan kerinduannya bisa dekat dengan klub yang ia banggakan. Akun tersebut selalu memposting hal-hal terkait match day Persebaya. Materi konten ia dapatkan dari akun youtube official atau kiriman kawan-kawannya saat Persebaya berlaga. Maka, kata pepatah “Jauh di mata dekat di hati” rasanya pas jika di sematkan padanya.
Irfon memiliki seorang putra berusia 1 tahun lebih. Zachary John Marceal Berhitu menjadi luapan sang ayah yang teramat sangat merindukan membawa anak nya merasakan atmosfer stadion gelora Bung Tomo surabaya. Zach dan sepupunya Cameron Dylan dan Sebastian Finn di sulap irfon menjadi bonek, dengan atribut merchandise official yang selalu melekat di anak-anak bule dan indo tersebut.

Pemegang 2 kewarganegaraan Indonesia dan Inggris, ivy panggilan kecilnya tetap humble dan tidak bisa lepas dari lidah dan selera makanan di surabaya. Ia melatih anaknya makan nasi goreng. Alhasil anak indo tersebut sangat doyan dengan makanan tersebut. Irfon juga mengaku mengajari istrinya memasak lodeh dan membuat pecel, “Ya bersyukur bahan-bahan masakan tersebut tersedia disini” kata bonek yang alumni SMPN 7 Surabaya ini.
“Di sini satu keluarga punya klub kesukaan masing-masing, istri saya fans Chelsea, ayah mertua fans Millwall fanatik, suami kakak istri saya fans Tottenham Hotspurs, kakaknya fans Manchester United, ya campur-campur gitu”.

Masih katanya, “Pernah ibu mertua saya marah ke ayah mertua, beliau akan pergi nonton Millwall, tau sendiri bagaimana fans millwall dan fanatisme-nya, ibu mertua saya khawatir jika ayah mertua terlibat baku hantam alias tawuran gitu”sambung irfon sambil tertawa di ujung telepon.
Walau hidup di negeri dengan iklim sepak bola terpadat dan popular di dunia, pria yang pernah sekolah mengeyam sekolah pelayaran Menengah Bahtera Nusantara surabaya ini tetap getol membawa atribut Persebaya di manapun ia berpergian di negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Dialek irfon masih kental khas suroboyo-an. Irfon kerap mengenalkan ke kawan-kawanya disana soal bonek dan Persebaya. Banyak hal dengan bangga ia sampaikan. “Last call program Persebaya store tahun lalu, saya melalui keluarga di suarabaya memborong merchandise Persebaya untuk saya bagi ke sepupu dan kawan-kawan disini” kata pria asli perak surabaya ini dengan bangga.
“Saya kalo akhir pekan jalan-jalan ke London sering sedih gimana gitu, saya melihat seliweran fans-fans sepak bola klub-klub asal London utara, timur, dan sebagainya berpapasan dengan fans seluruh peserta liga Inggris yang awaydays ke seantero London. Saya membayangkan mungkin atmosfer ini sama ketika Persebaya ketika bersua Persija, Persib, dan bahkan Arema FC, pasti sangat seru kalo bisa melihat langsung” masih kata irfon, “Saya kalo Persebaya main, selalu melihat tayangan ulang atau highlight-nya saja, ya perbedaan waktu buat kita terbatas untuk bisa langsung live streaming” tutupnya.

Oke cak!, apa yang kamu lihatkan adalah sebuah kemegahan Bonek yang mencintai Persebaya. Walau tidak dapat melihat langsung, namun kebanggaan itu tidak akan pernah hilang dan luntur meskipun hidup di tengah-tengah sepak bola yang gemerlap disana. Benar yang di bilang Eric Cantona dalam quotes-nya, “Kamu bisa mengganti agama, mobil, bahkan istri, tetapi kamu tidak akan bisa mengganti klub kebanggaanmu”. (tr)