Surabaya , greenforce.co.id – Bonek selalu memberi warna kreatif dalam bentuk dukungan untuk Persebaya Surabaya. Setiap musim baru selalu menampilkan sesuatu yang gress dan berkarakter.
Belakangan, muncul jargon populer yang dikutip Presiden klub Azrul Ananda saat meluncurkan tim untuk mengarungi musim kompetisi 2022/2023 , di Gelora Bung Tomo Surabaya, Minggu (17/7/22) lalu.
” Saya mengutip spanduk yang ada disana….berikan semangat, berikan energi positif “NAWAITU KUDU MENANG”, pekik Azrul.
Kalimat ini sontak menjadi trending dan tagar di seluruh linimasa Bonek dan Persebaya. Bahasa dengan makna filosofi yang tajam ini, greenforce.co.id mendapat kesempatan berbicara dengan pemilik ide kalimat itu.
Afriz. Seorang anggota komunitas Republik Bonek ini menceritakan ide yang dibuatnya spanduk penyemangat tim tersebut. “Awalnya itu kami mau ikut lomba banner yang di selenggarakan official, tapi teman-teman tidak memakai Nawaitu saat itu” kata Fariz.
Pemuda asli Surabaya ini tak menduga spanduk itu dikutip Azrul Ananda dengan lantang saat itu. ” lillahi ta’ala ini untuk mendukung dan penyemangat tim di lapangan” kata alumni SMU Mujahidin Surabaya ini.
Fariz mengatakan bahwa pemilihan kata Nawaitu ia terangkan sebagai dasar sebuah dan cita-cita harus berasal atau berawal dari “niat” yang ada. “Saya merasa kalimat ini sakral dan bisa membuat semangat semua orang” tegas pemuda berusia 25 tahun ini.
“Nawaitu Kudu Menang untuk penyemangat tim itu yang utama, yang kedua untuk teman-teman agar memenangkan hati, ego, dan perasaan negatif di hati, dan itu harus menangkan” ungkap Fariz.
Fariz menuturkan bahwa di dalam komunitas Republik Bonek ada sub-kreatif yang di namakan “Paspampres”. Mereka sebagai tim kreatif dan berisi milenial. Nama Paspampres itu sendiri tidak dijelaskan detail penamaan tim kreatif sebagai Paspampres tersebut.
Dengan viral -nya kalimat NKM, Fariz mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi jargon baru. “Awalnya kita mau tulis Nawaitu ‘Harus’ Menang, cuma kok kesan Suroboyo nya tidak ada, maka kalimat ‘harus’ kita ganti ‘kudu'” sambung Fariz.
Nawaitu Kudu Menang menjadi tagar hampir di seluruh timeline Bonek dan Bonita. Dengan begitu, jargon ini akan meresap ke dalam pola pikir bagi masyarakat luas meski bukan bagian dari pendukung Persebaya .
“Bisa-bisa nanti saat orang berkata nawaitu membuat Bonek, dan menyambung dengan kudu menang” timpal rekan-rekan Fariz disambut tawa mereka.
Dengan mengutip Azrul Ananda berulang dan lantang, jargon ini bisa menjadi pelecut tim. Persebaya harus menjawab tantangan Nawaitu di setiap laga mereka. Fariz yang pernah mengeyam pendidikan pesantren selama 5 tahun ini mengatakan bahwa semangat banner itu murni sebagai bentuk dukungan.
Republik Bonek beranggotakan kurang lebih 200 Bonek di dalamnya. Bermarkas di bilangan Utara Surabaya (Kawasan Perak), komunitas ini tergabung di dalam tribun timur.
Dengan munculnya jargon ini, besar harapan Fariz ini benar-benar menjadi pelecut tim di lapangan. Membawa niat untuk selalu bertarung di setiap pertandingan dan membawa kemenangan.
Jangan lupa Fariz berterima kasih atas apresiasi Bonek Bonita yang turut mendengungkan seruan ini hingga menjadi vibes dan menjadi karakter Persebaya.
Nawaitu Kudu Menang !
( tr / yl )