Yang mengejutkan dari pertandingan tadi adalah susunan pemain Madura United. Tanpa Slamet Nurcahyo dan Asep Berlian, terbukti MU gagal “untuk ngapa-ngapain”. Di prakiraan pemain yang saya tulis sebelumnya, saya menulis MU bakal All out, terutama di lini tengah yang jadi sentral kekuatan MU di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Patut disayangkan yang digadang-gadang, ternyata malah tidak tampil full. Tersisa, hanya Nuruddin Davronov, nama yang tampil di 2 pertandingan awal yang tampil di pertandingan sore tadi. Lucky wahyu didapuk sebagai Gelandang serang dan Raphael Maitimo diharapkan menjadi pemutus serangan Persebaya. Sementara Davronov malah mengemban amanat berat, selain sebagai jangkar, ia ternyata didulat juga untuk mengalirkan bola. Hal yang sungguh aneh. Davronov, sepanjang pengamatan saya, ia sangat taktis. Cukup mobile, fight dan memiliki daya jelajah tinggi. Tetapi, tanpa sokongan mumpuni dari Lucky Wahyu dan Maitimo, peran Davronov yang hebat, menjadi tereduksi dan tentu saja, ia tak sebaik Slamet Nurcahyo untuk mendikte permainan dan membagi bola. Sangat disayangkan.

Persebaya yang mengetahui Slamet Nurcahyo absen, akhirnya benar-benar bermain terbuka. Seperti prediksi saya, unggul di babak pertama adalah keharusan, agar di babak ke 2 jadi lebih fokus mendelay permainan dan memainkan tempo. Disinilah peran sentral duo Misbakhus dan Nelson Alom. Alom terutama, berhasil mematahkan dominasi Davronov di lini tengah sepanjang babak pertama. Sehingga yang terjadi, aliran bola dari Davronov kepada Marcel, Engelbert dan Bayu Gatra tak tersampaikan dengan baik. Ini masih ketambahan fakta bahwa Lucky Wahyu dan Raphael Maittimo ternyata bermain dibawah form. Mereka tidak berkontribusi maksimal terhadap pertarungan di lini tengah melawan Persebaya tadi. Sementara Rendi Irwan dan Feri Pahabol lumayan bersinergi dalam menerjemahkan orkestra serangan yang dibangun Misba sholikin. Ruben Sanadi cukup beringas membatu Feri pahabol di babak pertama.

BACA JUGA  Siap Hadapi Barito, Munster : "Kami Masih Berpotensi Untuk Juara"

[artikel number=3 tag=”madura-united” ]

Sebenarnya, pertahanan Madura United tidak buruk, kok. Meski kebobolan, tapi overall mereka cukup rapat di babak pertama. Terbukti Irfan Jaya dan Feri Pahabol tak dapat cukup ruang untuk berkreasi sesering saat pertandingan melawan Perseru Serui. Hanya saja,  Irfan Jaya tampil tidak begitu maksimal, meski tak bisa dibilang buruk.

****

Kesalahan terbesar Madura United adalah, ketika mereka menarik keluar sprinter mereka, seperti Engelbert Sani, Bayu Gatra hingga Greg Nwokolo. Anehnya, malah memasukkan pemain yang bertipikal Striker No. 9 macam, El Loco Gonzales dan Nkoyi. Padahal Bek-bek Persebaya lumayan kewalahan di babak kedua menghadapi gempuran Madura United dari Sayap. Sekali lagi,  sayangnya, hanya mengandalkan umpan-umpan silang dan umpan lambung dari tengah ketimbang membongkar lewat para sprinter mereka yang lincah kreatif. Uniknya, Beni Wahyudi didorong ke depan untuk menjadi sayap kanan dan sering menggulirkan umpan-umpan silang. Beruntung sekali bek-bek Persebaya lebih memilih fokus menjaga zona defense ketimbang melakukan fast break.

Memang, di Babak ke 2, para pemain Persebaya sedikit memperlambat tempo, dan lebih sabar menaikkan serangan. Seringkali bola di gulirkan lintas sayap untuk mencari celah. Memang tak se-eksplosif babak pertama, tetapi cukup efektif untuk mendelay permainan sembari mencari celah melakukan terobosan. Meski ada beberapa peluang murni depan gawang Madura United yang harusnya menjadi gol, tapi penampilan Persebaya di babak ini lumayan apik—terutama barisan defense. Bravo!

Catatan :

Hasil kesabaran di babak ke 2 dan fokus yang cukup baik dalam mengatasi kedodoran fisik, benar-benar membantu Persebaya mempertahankan keunggulan 1 gol di babak pertama hingga full time peluit dibunyikan. Selain Fisik yang jadi kendala di babak kedua, catatan penting untuk Alfredo Vera adalah keharusan untuk mencari Striker pembunuh. Lebih khusus, Alfredo Vera perlu sosok striker yang mampu turun mencari bola ke belakang, tapi memiliki visi dan naluri mencetak gol yang mumpuni. Terlihat tadi, Rishadi Fauzi, sekali lagi gagal lepas dari kawalan 2 bek tengah lawan. Seperti pertandingan sebelumnya. Buntu.  Memiliki striker tapi seolah tak berwujud di lapangan. Semoga sebelum liga 1 bergulir, kereta Ini akan mengangkut Pemain yang benar-benar cakap menambal lubang di celah-celah permainan Persebaya.

BACA JUGA  Dime Dan Tumbas Belum Dijaminkan Turun Saat Melawan PSS Sleman

Tabik!

Kukuh ismoyo