Polemik tentang Transfer Matching System (TMS) Persebaya Surabaya yang disinyalir digunakan secara illegal oleh Bhayangkara FC berakhir sudah. Seiring berakhirnya konvoi juara bersama ribuan suporter tak kasat mata di jalanan Surabaya, tim yang kini numpang di Bekasi itu menyatakan sudah tidak lagi menggunakan TMS milik Persebaya. Hal ini disampaikan oleh Sudarmadji selaku manajer tim yang musim lalu diperkuat Evan Dimas tersebut, “Sungguh, Kami sudah tidak lagi menggunakan nama TMS atas nama persebaya seperti musim lalu. Harapan saya, dengan menggunakan TMS atas nama Bhayangkara sendiri, Polemik antara Bhayangkara FC dengan Persebaya sudah selesai.”
“Toh, masalah TMS hanyalah masalah administrasi yang tidak terlalu prinsip,” lanjutnya lagi. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa memang musim lalu mereka menggunakan TMS milik Persebaya, tanpa izin tentunya. Pun setelah mengembalikan tidak ada kata maaf terucap ataupun sekedar basa – basi berterima kasih sudah “dipinjami” TMS selama beberapa waktu. Mungkin melakukan itu akan melukai harga diri mereka, entahlah saya juga tidak tahu.
Kini setelah TMS kembali maka seharusnya manajemen bisa begerak lebih leluasa merekrut pemain asing berkualitas. Sebelumnya sempat muncul spekulasi bahwa salah satu “ongkos” kembalinya TMS adalah Persebaya akan menggunakan seluruh pemain asing milik BFC kecuali Illija Spasojevic (karena selain dia telah dinaturalisasi dia juga sudah pindah ke Bali United). Itu artinya Paulo Sergio Goncalves, Lee-Yoo Joon, dan tentunya pemain kesayangan Bonekmania Otavio Dutra disinyalir akan memperkuat tim kebanggaan arek Suroboyo di Liga 1 musim depan. Sebuah hal yang tentu saja konyol apabila sampai kejadian. Jika TMS sudah kembali, tentunya harusnya tanpa syarat apapun, dan itu artinya manajemen bisa lebih leluasa melakukan perekrutan pemain asing. Buat apa mendatangkan pemain kesayangan yang tak lagi diharapkan kehadirannya? Mereka mungkin pernah jadi andalan, tapi mohon maaf jangan minta kami memaklumi dan melupakan sebuah pengkhianatan.
Bisa dibilang dibandingkan tim – tim lainnya yang akan dihadapi di Liga 1, manajemen Bajul Ijo sangat lambat pergerakannya dalam merekrut pemain. Jangankan pemain asing, pemain lokal baru pun belum satupun yang merapat. Hanya ada nama Osvaldo Haay, Ruben Sanadi, dan Nelson Alom yang dikabarkan akan merapat, itu pun masih sekedar isu yang berseliweran di linimasa media sosial. Di kala tim lain sudah mampu menghadirkan pemain – pemain asing berkualitas bahkan berlabel pemain tim nasional, Persebaya justru diberitakan akan merekrut seorang striker dari divisi 2 Liga Argentina. Sriwijaya FC dipastikan merekrut bomber timnas Tajkistan Manucheckr Dzhalilov, Bali United telah kedatangan Demerson dan Kevin Brands, Persija Jakarta telah menghadirkan Isaka Cernak yang sangat berpengalaman di divisi teratas Liga Australia, PSM pun tak mau kalah dengan menghadirkan Bruce Djite pernah memperkuat timnas Australia, belum lagi isu akan merapatnya Carlos Tevez ke Persib Bandung.
Entah apakah memang manajemen yang lamban bergerak atau memang sangat berhati – hati dalam merekrut pemain tapi kembalinya TMS harusnya mendorong mereka untuk bergerak lebih sigap jika ingin The Green Force mampu bersaing di Liga 1. Dengan membiarkan spekulasi bergulir di media juga tidak akan menjadi hal yang baik, jika memang bermaksud hati menyembunyikan kekuatan rasanya tidak akan menolong banyak. Memang akan jadi kejutan luar biasa jika kemudian pemain asing yang hadir adalah pemain kategori A atau marquee player yang luar biasa seperti mungkin Valeri Bojinov, Rodrigo Palacio atau siapapunlah, tapi tentu juga akan jadi kejutan yang luar biasa menyenangkan bagi tim lain jika yang datang adalah pemain yang sudah sangat dikenal gaya permaiannya seperti Robertino Pugliara ataupun Otavio Dutra.
Tapi, sek-sek…. Benarkah TMS Persebaya sudah kembali?
Oleh : Radian Danni Pranata