Surabaya, GreenForce – Pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia 17 bulan menggugah seluruh masyarakat di Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam menekan angka penyebaran melalui kepatuhan pada arahan pemerintah. Di Indonesia peran masyarakat bahu-membahu begitu massif, mulai dari kelompok masyarakat, LSM, dan bahkan supporter.
Adalah Bonek supporter Persebaya yang belakangan silih berganti membantu masyarakat yang terdampak oleh PPKM sejak dicanangkan pemerintah. Berbagai komunitas dan tribun, bonek membantu dalam banyak bentuk bantuan, mulai dari nasi gratis, sembako bagi isoman (isolasi mandiri), sembako bagi rakyat, dan oksigen gratis.
Bonek Disaster Response Team atau yang dikenal sebagai BDRT melaksanakan berbagai program bagi masyarakat. Melalui tagar “Bonek Untuk Rakyat” dan “Bonek Peduli Rakyat”, sub-unit dari tribun utara (greennord) ini melakukan aksi bagi sembako, ambulans gratis, dan oksigen gratis yang berpusat di posko Bonek Peduli Rakyat Warkop Pitulikur 27 jalan Bagong Surabaya.
“Kita sejak membuka layanan oksigen gratis sudah mencapai 1000 lebih tabung ukuran sedang dari masyarakat” kata cak cong di posko.
Karena banyaknya pemohon oksigen, maka secara financial BDRT menemui kendala. Untuk memenuhi kebutuhan ini BDRT berinisiatif mengadakan lelang jersey dalam tajuk “Lelang Jersey Bersejarah Untuk Kemanusiaan” milik pemain legenda Mat Halil.
Laku 130 juta
Tidaklah berlebihan menempatkan Mat Halil sebagai legenda hidup yang memiliki kesetiaan luar biasa pada klub kebanggaan bonek dan bonita ini. Bermain selama 14 tahun di Persebaya ditambah 4 tahun, sayangya ketika Persebaya diakui PSSI untuk berkompetisi pada 2017, Mat Halil di hentikan regulasi saat itu.
Jersey ke-4 Persebaya pada 2012 warna kuning dengan nomer punggung 2 ini di menangkan oleh Wahyu Kenzo dengan tawaran terakhir pada pukul 19.27 menit, tanggal 5 Agustus 2021 dengan angka Rp. 130.188.188. angka 88 adalah angka yang menjadi angka karakter dari crazy rich ini. Sebelum menutup di angka tersebut Wahyu Kenzo terlihat dalam tangkapan layar instagram green nord, masih di angka 128.888.888, kemudian tomiliwafa yang juga dikenal sebagai crazy rich Surabaya ini dengan angka 129.000.000, hingga ditutup Wahyu dengan caption “sekali lagi bismillah suroboyo sehat, Indonesia sehat” Rp.130.188.188.
Dalam live streaming yang di pandu koordinator BDRT cak bojes, Mat Halil terlihat sangat terharu dengan capaian angka yang fantastis tersebut. Lelang ini menjadi rekor nasional untuk pesepakbola sejak di mulai bidding pada tanggal 2 Agustus 2021 dan berakhir 5 agustus 2021 jam 19.27 itu.
Setia Itu Bernama Mat Halil
Terdengar berat suara mantan bek kiri Persebaya yang pernah membawa Persebaya juara pada tahun 2004 itu. Mat Halil tak menyangka jersey itu akan mencapai angka ratusan juta rupiah.
“Saya tulus membantu masyarakat, saya tidak melihat itu akan laku segitu, yang penting bisa bermanfaat bagi masyarakat ditengah pandemi seperti saat ini” kata pelatih klub internal Persebaya El Faza itu.
Permainan yang ngosek dan ngeyel Halil tak membuat pelatih-pelatih timnas saat itu melirik jebolan internal Persebaya ini. Sepanjang karir Halil habis bersama Persebaya Surabaya, hingga ia memutuskan pensiun karena regulasi PSSI saat itu.
“Sewaktu teman-teman bonek mengajukan lelang jersey saya, langsung saya bersedia, saya tahu kondisi saat ini, jadi saya sekali lagi tidak menyangka akan laku seperti ini, intinya bisa bermanfaat saja, saya bangga dan senang” sambungnya.
“Kalau ditanya apakah eman (sayang) dengan jersey itu, ya saya eman sebenarnya, itu jersey paling berkesan saat perjuangan Persebaya dulu (IPL)” disambut tepuk tangan peserta penutupan lelang d posko warkop pitulikur yang menyaksikan live streaming itu.
Di akhir streaming itu, pemain kelahiran 3 Juli 1979 ini menceritakan kesan pertandingan yang Halil kenang seumur hidup.
“Lawan Persija di pekan terakhir di Gelora 10 November 2004 silam, teman-teman bilang dalam candaan bahwa Persebaya itu sebenarnya menang 3-0. Gol pertama oleh Danilo Fernando, saya satu gol bunuh diri, dan ditutup Luciano de Souza” kenang pemain yang membela Persebaya sejak 1999 ini.
Mat Halil adalah tonggak kesetiaan pada satu klub yang ia bela. Banyak tawaran untuk membela klub lain, pemain kelahiran Surabaya ini tetap ingin membela kampung halaman nya dan tak tergiur oleh tawaan-tawaran yang ada saat itu.
Saat terjadi dualisme di tubuh Persebaya, Mat Halil tetap setia dan membiayai sendiri kompetisi internal Persebaya. Mat Halil tetap bermain diPpersebaya yang mengikuti kompetisi besutan Arifin Panigoro LPI.
Meski melebihi angka empat kali lipat lelang milik legenda timnas dan Persija Bambang Pamungkas, Mat Halil tetap rendah hati, “saya membantu masyarakat bersama bonek, niat saya membantu tidak lain-lain” tutup pelatih persebaya U-18 ini.
Terima kasih legenda!
(tr)