Siapa yang menduga skor ini akan terjadi di laga klasik Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta yang berlangsung pada hari minggu 4 November 2018 di Gelora Bung Tomo? Green Force menyambut Sang Macan Kemayoran dengan kondisi yang sangat timpang. Robertino Pugliara dan David Da Silva tidak bisa memperkuat tim karena cedera, sementara Irfan Jaya dipanggil Tim Nasional Indonesia yang akan berlagi di piala AFF, Abu Rizal “Rodeg” pun turut absen karena akumulasi kartu kuning. Sementara Persija “hanya” kehilangan Rico Simanjuntak dan Andiritany. Secara materi di atas kertas Persija setidaknya akan mampu mencuri poin,
Tapi yang terjadi sungguh menggembirakan bagi puluhan ribu Bonek yang menyaksikan pertandingan ini baik yang hadir langsung ke stadion atau menyaksikan lewat layar kaca. Baru beberapa menit pertandingan berjalan Fandi Eko Utomo sudah mampu membobol gawang Shahar Ginanjar, berawal dari eksekusi bola mati Misbakhus Solikin kemelut di depan gawang mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pemain bernomor punggung 27 tersebut.
Gol kedua Persebaya bisa jadi masuk kandidat gol terbaik musim ini, Oktafianus Fernando yang merangsek dari sisi kiri pertahanan Persija melepaskan sebuah tendangan parabolik dari luar kotak penalti, bola yang melengkung berubah arah di udara tak mampu dijangkau penjaga gawang lawan dan menghujam mulus ke sisi kiri gawang Persija. Gol ketiga Persebaya yang dicetak oleh Feri Pahabol menjadi titik puncak kacau balaunya lini belakang tim asuhan Stefano Teco Cugurra menghadapi kecepatan Osvaldo Haay, Opan dan Pahabol.
Persija bukan tanpa peluang beberapa kali mereka mampu mengancam gawang Miswar Syahputra tapi bisa dibilang tidak benar – benar menguji ketangguhan kiper muda ini. Gawang Bajul Ijo tetap perawan sampai akhir pertandingan.
Kemenangan ini buah dari permainan agresif anak asuh Djajang Nurjaman. Sejak awal memang sudah terlihat bahwa Persebaya akan bermain ofensif karena tidak adanya seorang M.Hidayat di starting line up. Posisinya digantikan oleh Misbahkus Solikin yang mampu mengawal lini tengah dengan sangat baik meski harus berhadapan dengan Renan Silva. Trio lini depan pun diberi kebebasan berkreasi dan bertukar posisi dengan mengandalkan kecepatan. Rendi Irwan dan Fandi Eko Utomo pun lebih sering berdiri dekat kotak penalti lawan. DItambah dengan Ruben Sanadi yang secara konsisten naik dari wilayahnya memberikan ancaman lebih pada pertahanan Persija. Sepanjang pertandingan Persebaya hanya menyisakan Fandri Imbiri dan Syaifudin (yang menggantikan posisi Rodeg) di lini pertahanan, karena saat menyerang posisi dari Otavio Dutra naik hingga tengah lapangan bahkan tak jarang dia ikut melakukan overlapping.
Pola High pressure yang diterapkan lini pertahanan membuat duo striker Persija Osas Saha dan Marko Simic tidak mendapatkan suplai bola yang cukup untuk mengancam gawang Miswar. Tak jarang mereka turun ke tengah untuk menjemput bola, bahkan SImic beberapa kali bermain melebar. Bisa jadi ini memang instruksi dari Teco atau juga karena grogi mendengar lagu Via Vallen diputar berulang.
Dengan kemenangan ini posisi Persebaya Surabaya naik ke papan tengah, butuh 1 kemenangan lagi untuk memastikan bertahan di Liga 1 musim depan. Masih ada 5 pertandingan tersisa menghadapi PSM Makassar, Bali United, Bhayangkara FC, PSMS Medan dan PSIS Semarang. Semoga kemenangan telak melawan Persija Jakarta mampu menaikkan mental tim kebanggaan masyarakat Surabaya dan menjadi modal yang bagus untuk menghadapi sisa kompetisi yang penuh drama ini.