SURABAYA, GREENFORCE, Persebaya selalu menyimpan kemegahan yang ada di dalamnya, itu termasuk di orang per orang supporternya. Klub yang memiliki banyak cerita dalam perjalanannya juga menyimpan ke aneka ragaman, pun dalam latar belakang karir dan keseharian mereka (supporter).
Mayor Laut Dymas salah satu dari sekian banyak ragam bonek yang mencintai Persebaya dengan segala cara mereka masing-masing. Pria kelahiran Surabaya ini seorang Perwira Menengah TNI-AL. Alumnus AAL 2004 ini begitu akrab di kalangan bonek. Keseharian pria berparas tampan ini ketika tidak berseragam dinas, tak ada yang menyangka bonek kelahiran Januari 1983 adalah seorang perwira.

Mayor Dymas dalam kesempatan wawancara bersama greenforce.co.id selalu mengatakan bahwa profesionalisme pekerjaan itu yang utama, “Saya tetap prajurit professional, yang selalu professional dalam bekerja, kalau kita professional, niscaya menjalankan hobby menjadi bonek tak akan terganggu” kata perwira lichting 50 ini.
“Saya sudah cinta Persebaya sejak kecil, sejak kiper nya I Gusti Putu Yasa, saya bangga melihat tim ini, identitas Surabaya begitu kental, saya masih ingat ketika masih Letda (Letnan Dua) mengikuti test sebagai personel kapal selam, instruktur semua berkata, ‘kamu letnan sendiri disini, kamu kok berani, kamu nekat sekali, bonek kamu’ kata instruktur tadi, disitu saya melihat bonek itu menjadi simbol kota ini bersama Persebaya-nya” cerita mantan Kadep mesin KRI Nanggala (kapal selam RI).

Perwira yang akrab di panggil Dymas ini selalu menyempatkan hadir di Gelora Bung Tomo jika pekerjaan telah rampung dan waktu nribun tak pernah ia lewatkan.
“Saya pernah lihat Persebaya memakai PDH (Pakaian Dinas Harian:Red) di GBT ketika kontra PS Tira sebelum merger dengan Persikabo, ada seorang steward di stadion bilang ‘Ndan kok dukung Persebaya, kenapa tidak PS Tira?’ saya bilang, ‘ini soal hati dan jiwa mas, saya bekerja di TNI namun untuk klub kebanggaan saya Persebaya itu sudah mendarah daging sejak kecil’ intinya sekali lagi, saya professional, ini soal manusiawi, perasaan dan cinta, untuk ini (sepakbola) Persebaya rumah dan jiwa saya, hati tak dapat berbohong” kata Dymas.

Mayor Dymas saat ini sedang menjalani pendidikan Bea siswa S2 Computer Science Naval Postgraduate di Amerika. “Rekan-rekan saya sudah banyak yang SESKOAL (Sekolah Staff Komando TNI-AL:Red), saya mungkin terlambat Letkol-nya dengan kawan-kawan, saya sekolah dulu, nanti kalau ada rejeki biar Kolonel-nya barengan” canda ayah 3 putri ini.

Sebagai supporter klub sepak bola, Mayor Dymas saat bertugas di luar negeri yang memiliki atmosfer sepak bola tinggi, perwira melati satu ini selalu menyempatkan untuk menonton. Tidak tanggung-tanggung kesempatan yang menjadi keberuntungannya saat itu. Dymas menceritakan laga AC Milan, Westham United, Manchester City, Dortmund, dan banyak lagi pernah ia saksikan langsung dan merasakan atmosfer stadion-stadion serta pertandingan tersebut.
Rupanya naluri pembelajarnya tak berhenti hanya melihat pertandingan. Perwira korps Teknik ini juga mengamati serta mempelajari infra-struktur dan supra-struktur sepak bola di benua biru yang ia singgahi.

“Di sini (Inggris) saya pernah melihat laga Westham United versus Manchester City, saya mengamati bagaimana penanganan supporter, kuota awaydays, ticketing, ultras, bahkan tindak tanduk hooligans disana yang bar-bar se bar-barnya, namun saya tertegun melihat mereka yang tertib dan taat aturan yang diberlakukan federasi disana, wah pokoknya keren sekali, dan saya berkeyakinan tatanan itu bisa di implementasikan di kita (Bonek), sayangnya saya tidak punya akses kepada instansi terkait untuk memaparkan apa yang saya pelajari dan amati disini” cerita perwira asal Perak Surabaya.

Mayor Dymas juga memiliki naluri entrepreneur yang baik. Bersama kerabatnya ia mendirikan distro clothing bonek bernama Toko Bajoe Doea Tojoeh (TB27) di dekat jembatan petekan ujung Surabaya. Disana ia membangun outlet baju dan warung kopi, sebagaimana tempat yang menjadi hobby-nya, Mayor Dymas mengonsep tempat usaha tersebut sebagai wahana nongkrong bagi bonek, tempat nobar, diskusi, dan apa saja yang berhubungan dengan Persebaya tentunya.
Benar memang yang Mayor Dymas katakan, “ Persebaya itu soal hati, dan hati tidak dapat berbohong”. (tr)