Surabaya, GreenForce- Terlahir sebagai anak kembar tentu menjadi ciri di masyarakat. Dalam teori genetika, terdapat kembar identik, kembar fraternal, kembar superkundasi, dan kembar superfetasi. Dalam ini, kita tidak membahas tipe-tipe dan penjelasan detail, namun lebih kepada kembar identik yang ada di kalangan bonek, salah satunya adalah kembar Dani dan Boni, bonek dengan komunitas kecil; Kembar Bonek .

Kakak beradik kembar pemilik Mahbubi Romadhony (Doni) dan Hamdani Romadhon (Dani) ini sering ditemui di setiap match Persebaya di Gelora Bung Tomo. Keduanya nyaris sulit di bedakan mana yang bernama Dani dan Doni, apalagi jika keduanya dalam outfit yang sama di stadion.
Tidak butuh waktu sebentar untuk pada akhirnya dapat membedakan kakak-beradik asli Jawa timur ini. Sebagai anak kembar, keduanya bekerja sama membangun bisnis yang berhubungan langsung dengan wedding.

Dalam kesempatan berbincang dengan kakak beradik yang kompak ini, greenforce.co.id menyajikan dalam bentuk question & answer (Q&A), Greenforce (GF) dan keduanya disebut (Twins)
Gf : “Siang bro!, kabar baik semua dan sehat selalu ya”
Twins : “Sehat dan Wani!”
Gf : “Bro, kalian ini kembar yang butuh waktu lama untuk bisa membedakan, pertama, yang status kakak yang mana nih, terus yang adik yang mana?”
Twins : “Yang lahir dulu saya (Doni), kata orangtua Jawa yang lahir dulu adiknya, kalau kata dokter yang lahir dulu kakak, daripada bingung mending gak ada kakak adik hehehehe..”
Gf : “oke, kalau gitu saya saja yang putuskan, doni sebagai kakak, dani sebagai adik, bagaimana”
Twins : “Losss! Hehehe..”
Doni dan Dani kesemuanya telah berkeluarga. Doni di anugerahi 1 orang putra, dan Dani dengan 3 putra-putri.

Gf : “Kalian ini kalau mbonek selalu bersama-sama, pernahkah dari kalian 1 mbonek yang 1 tidak?”
Twins : “Tidak pernah, Alhamdullilah kami selalu bersama-sama mbonek, kalau 1 gak bisa, sekalian gak mbonek semua!”
Gf : “Terus sejak kapan suka Persebaya!”
Twins : “Sejak kelas 4 SD, waktu itu di ajak abah ke tambaksari, dari situ kami suka mencoba berangkat sendiri, tapi karena masih kana-kanak jadi sering ketahuan tetangga dan dilaporkan ke orangtua, pokoknya seru banget kalo cerita soal itu”

Twins : “Pernah sekali ketika kami remaja sekitar SMP’an waktu itu, kami berdua nylinap mbonek berangkat estafet dari Banyu Urip ke Tambak Sari, kami nyegat-nyegat pick-up, terus mungkin karena kami kembar dan imut waktu itu hehehe…supir-supir pada kasihan lihat kami heheh”
Gf : “Wow seru nian itu, oiya bro, sebagai anak kembar nih, apakah ukuran pakaian kalian sama, khususnya outfit kalian nribun ini kan terlihat seragam”
Twins : “sama, meski dani lebih gemuk, tapi ukuran kami sama, dari sepatu hinnga t-shirt”
Gf : “Sering gak nemui orang yang kebingungan dengan kembar nya kalian ini di stadion?”
Twins : “Wah kalo itu sering banget, tapi kalo teman sendiri sudah hafal mereka, kalo teman-teman istri kami ini sering salah. Kami punya pengalaman lucu waktu di stadion ketika waktu itu si Dani ke toilet, waktu itu ada steward kaget lihat saya masuk toilet, dia bingung yang masuk duluan tadi belum keluar kok sekarang dia (dani) masuk lagi, begitu kami keluar barengan si steward tadi lagsung nyeletuk ‘oalah tibak’e kembar, tiwas aku bingung lah sopo sing mau mlebu iku’ kata steward terbahak”

Gf : “Bro, kan kalian ini bekerja di wedding khusunya di fotografi wedding ya, pastinya klien kalian cukup banyak dari segala lapisan, pernah gak klien pemain Persebaya atau tokoh?
Twins : “Alhamdullilah lancar. Kami pernah memegang fotografi wedding-nya Rishadi Fauzi, Coach Mustaqim ketika ngunduh mantu, Celline Evangelista, dan putra Bupati Lamongan”
Gf : “Kalian cukup aktif memberi greeting pada setiap Anniversary Persebaya. Disana terlihat beberapa model/peragawati/peragawan, pertanyaannya bagaimana kalian memersebayakan mereka?”
Twins : Persebaya itu milik banyak orang, siapapun dia, selama ia mencintai Persebaya, bukankah ia bonek?, untuk model-model itu mereka semua anak Surabaya yang suka Persebaya. Mereka tahu kami berdua ini bonek, mereka juga punya keinginan nribun tapi waktu dan pekerjaan mereka yang padat, akhirnya dengan greeting atau apa saja yang berhubungan dengan Persebaya mereka pasti lakukan, karena kata mereka itu bagian dari dukungan”
Gf : “Super sekali!”
Gf : “Bro, kalian ini dengar-dengar kalau membuat schedule pekerjaan menyesuaikan dengan jadwal pertandingan Persebaya, apa benar?
Twins : “Heheh.. jadi malu ini, jujur itu benar, tapi bukan berarti kami tidak professional dalam bekerja. Kami ini kerja tim, kebetulan pekerjaan ini dikerjakan secara tim, kami memiliki tim yang cakap di bidang ini. Kalau semisal ada match yang benturan dengan jadwal kerja, kami koordinasikan ke tim, mereka yang bergerak, dan kami setelah pertandingan langsung meluncur ke lokasi, tapi syukur semuanya bisa berjalan baik, dan syukur lagi jadwal kerja itu lebih banyak tidak benturan dengan pertandingan, jadi mbonek nya bisa tenang hehehe..”
Gf : “Itu termasuk away?
Twins : “Iya, alhamdullilah jadwal itu tidak pernah benturan, kalo mepet iya. Misal tanggal 20 ada jadwal di tempat “A”, tanggal 21 Persebaya main away di Barito, selesai acara kami packing untuk away kesana, jadi kami ada sela waktu untuk booking tiket dan penginapan. Kalo untuk Persebaya lossss lah hehehe

Gf : “Away kemana saja ?
Twins : “Kami juga menyesuaikan budget hehhe. Kami sejauh ini hanya ke Banjarmasin, Bali, dan away di Jawa seperti Lamongan, Bandung, Sleman, dan Magelang, yang penting tidak benturan saja dengan pekerjaan.
Gf : “Seru nian ini, ini pertanyaan terakhir yang spesifik nih, kalian pasti tahu sengketa mess karanggayam, menurut kalian bagaimana ?
Twins : “saya tidak habis piker saja, mereka (pemkot) kan sudah kalah 2 kali di persidangan, untuk apa lagi, seperti yang teman-teman bilang ‘perjuangkan selamanya yakini keberannya’ itu saja sih”
Gf : “Nah ini kan kompetisi masih belum jelas, andaikata, bilamana, misalnya jika nantinya tiba-tiba federasi membuat regulasi kompetisi tanpa pemain asing gimana nih, optimis Persebaya mampu?
Twins : “Kami sangat percaya dengan Persebaya, bagaimana pun kondisi tim, Persebaya tetaplah Persebaya, tim besar dengan sejarah panjang”
Gf : “Harapan buat kawan-kawan bonek apa bro ?”
Twins : “Edukasi hal-hal baik,kurangi hasutan/ajakan kurang baik itu saja sih”
Gf : “Oke bro, terima kasih banyak ngobrol-ngobrol nya, sekarang akhirnya sudah mulai bisa bedakan mana doni dan dani heheeh”
Twins : “Haahaha sama-sama. WANI!

Kedua kakak beradik alumni STIE Perbanas dan UPN Veteran ini begitu humble dan bersahabat. Mereka berdua masih menanggung “hutang” keinginan membuat film pendek tentang bonek. Keduanya ingin melihatkan kepada publik di mana saja bahwa bonek itu juga supporter yang kreatif dan penuh warna latar belakangnya. Sayangnya pandemi dan kepastian kompetisi juga belum ada titik terang.
Dalam kesempatan terpisah, mengabaikan bahwa komunitas super kecil ini juga bisa mewadai kawan-kawan yang kembar untuk bersama berkreasi untuk Persebaya. (tr)