Surabaya, greenforce.co.id [Pesona Bonita]
Pendukung Persebaya dari waktu ke waktu memunculkan orang per orang yang inspiratif, segala bentuk aktivitas mereka mampu menginspirasi bagi sesama pendukung klub kebanggaan Bonek itu.
Edisi kali ini mengangkat saya-review warna-warni supporter Persebaya. Dan, greenforce.co.id berkesempatan menjumpai Bonita yang familiar di jumpai di tribun sejak Persebaya diakui kembali ke liga 1 tahun 2017 silam.
Sebut saja Ica, Bonita asli Surabaya ini menceritakan pengalaman selama mbonek. Wanita kelahiran 22 tahun silam ini memiliki banyak kisah tentang bagaimana menjadi pecinta Persebaya melewati banyak tantangan, kendati demikian, Ica sapaan akrab Bonita ini tetap enjoy dan setia mendukung Persebaya.
“Dulu kalau di depan gapura rumah lihat rombongan supporter seru banget” katanya. “Itu dulu pas masih sekolah, pengen sekali nribun, tapi takut, soalnya masih sekolah” lanjutnya.
Ditumbuhkan lingkungan yang sangat lekat dengan pendukung Persebaya, Ica seiring waktu mulai berani mendukung tim kebanggaannya langsung ke Gelora Bung Tomo.
Keseharian Ica menjadi seorang wirausaha. Ica membangun usaha sendiri di bidang kosmetik, kuliner, dan fashion. Usaha tersebut dijalankan secara online, “pengen punya outlet sendiri, tapi nantilah pelan-pelan” ungkapnya.
Bidang usaha yang dijalankan Ica adalah ByNona Store (boutique_byn) bergerak di penjualan tas wanita. Ada juga kecantikan nail art dan eyelash extension dengan nama usaha Beauty Bybiie , tak hanya itu, wanita berusia 22 tahun ini juga membuka usaha kuliner di bidang kue kering bernama Glady’s Kitchen.
Pemilik nama Aisyah Putri ini sangat menyukai Persebaya. Musim ini saja, wanita berdarah campuran ini tidak pernah absen di setiap laga home (17 laga home, dari 34 pekan BRI Liga 1).
Ica menceritakan banyak hal tentang kondusifitas stadion, yang saat ini benar-benar ramah bagi wanita dan anak-anak, apalagi menurutnya Panpel membuat inovasi dengan adanya tribun keluarga.
“Sekarang itu diluar stadion dan di dalam stadion sudah gak ada lagi cat – call ” kata Ica.
“Dulu awal-awal nribun saya di tribun fans, disana benar-benar diluar anggapan banyak orang soal cat call bagi perempuan dan lain-lain, tidak ada itu yang ganggu-ganggu” lanjutnya.
Saat ini, Ica lebih banyak berada di tribun superfans, dia memuji perubahan yang terjadi di kalangan Bonek. Ica menceritakan pengalamannya saat melihat Persebaya bersama suami, “aku heran, kalau sama suami Persebaya harus menang, ayo mas nribun terus biar menang terus” kata Ica sambil tertawa.
Kesibukan suami Ica yang bekerja di PDAM dan sering bertugas keluar kota, membuat dirinya sering ke stadion bersama sahabat karibnya, “jarang bareng suami kalo liat di stadion, sekalinya sama suami, Persebaya menang” sahut Ica tertawa.
Berbicara soal tim, Ica memiliki rasa penasaran pada pemain muda Persebaya yang jarang diturunkan oleh pelatih Munster (termasuk Gombau). Nama-nama seperti Alfan Suaib dan Rio Ivansyah menjadi perhatiannya.
“Kok jarang main ya pemain-pemain itu” tanya Ica. Adakalanya Ica mengikuti perjalanan yunior Persebaya di level elite Pro-Academy. Wanita asli Kalianak ini mengikuti perkembangan yunior Persebaya lewat sosial medianya. “Terakhir mantau itu yang juara EPA U-20 di Bali itu, terus kebanyakan ya ngikutin yang senior” ucapnya.
Musim ini, PSSI melarang supporter untuk tandang, dengan begitu, Ica secara diam-diam bersama karibnya hanya hadir di dua pertandingan saat Persebaya melawat ke Tangerang dan Bandung. Ica bercerita saat di Bandung dirinya diperiksa dengan ketat oleh Panpel disana.
“Ada pramugara perempuan minta KTP saya, dan dia bilang ke teman-teman bahwa ini ada yang ber-KTP Surabaya, bagaimana ini” cerita Ica. “Saya tinggal di Bandung, saya orang sini” katanya. Dengan memiliki kemampuan berdialek Sunda, hal itu memudahkan Ica dapat menembus di stadion-stadion wilayah Jawa Barat itu.
“Pulangnya akhirnya saya nemani teman-teman ke Polres Bandung” tambah ica. Tidak dijelaskan dalam rangka apa wanita berparas manis ini ke Polres Bandung saat itu.
Menjadi pendukung Persebaya bagi Ica sesuatu yang bersemangat. Ditanya soal capaian dan prestasi Persebaya di musim ini yang buruk, dirinya dengan setia tetap mendukung stadion.
“Iya sih, prestasi musim ini merosot, tapi saya dukung terus, ya gimana ya, saya suka banget soalnya sama Persebaya” tuturnya.
Meliputi bisnis di banyak bidang tentu menyita banyak waktu, namun kesibukan itu adalah passion, menjalankan dengan penuh tantangan, tanggung jawab, dan waktu terpenting bersama keluarga tak tersampingkan.
Ica prihatin ikut dengan kondisi tim yang di musim 2023/2024 ini babak belur. Karena kecintaannya pada Persebaya begitu menggebu, Ica sempat mengatakan di sebuah postingan di Instagram pribadinya, “semangat Jol!, masih ada musim depan untuk sekadar janji target juara” ucapnya.
Kalimat sarkas tersebut sebagai kegelisahan dirinya pada perjalanan tim yang di awal musim mencanangkan target juara, bertahan bertahan di liga 1, dan kemudian berjuang keluar dari zona degradasi.
Di kesempatan yang sama, greenforce.co.id menanyakan pendapatnya soal di beberapa pekan, terutama pasca kejadian Kanjuruhan stadion GBT tampak sepi, bahkan saat menjamu Arema FC, Persib, dan Persija, stadion kebanggaan warga Surabaya itu tak pernah full house .
Tiga aspek yang menyebabkan stadion tersebut melompong, pertama prestasi Persebaya yang anjlok, kedua tiket mahalnya, dan ketiga tidak banyak putra daerah yang berada di skuad Persebaya. “Menurut aku ya prestasi sih, soalnya kalo prestasi bagus, tiket itu berapa pun di beli sama Bonek” kata ibu dua anak ini.
“Musim baru nanti semoga bisa lebih berprestasi, pemainnya yang bisa menopang tim, pelatihnya bisa meramu komposisi yang baik” kata Ica penuh harap.
“Sama seperti spanduk Bonek kemarin itu, ‘pelajari sejarahmu, tapi jangan hidup di dalamnya’ itu pesannya bagus, sejarahnya yang harus menuntun prestasi demi prestasi selanjutnya” ungkap Ica antusias.
Namun, lagi-lagi kesetiaan dan kecintaannya pada Bajul Ijo, segala doa dan dukungan sepenuhnya ia berikan untuk Persebaya tiada terkira, meski dengan kepadatan dan kesibukan bekerja dan keluarga, Bonita yang bernama Ica ini menginspirasi banyak hal.
(tr)