Bonek benar-benar telah melihatkan perubahan besar dalam perjalanan mereka mendukung Persebaya. Di selimuti stigma negatif, sedikit demi sedikit image tersebut di gerus oleh bonek dengan segala upaya untuk menjadi terbaik dan selalu baik. Upaya tersebut telah menjadi tradisi yang di jaga bersama-sama untuk kemajuan bonek itu sendiri, sehingga pandangan negatif lambat laun akan hilang di mata masyarakat.
Hal ini terlihat stadion tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat umum. Bonek berupaya membagun kerangka pandangan khalayak bahwa stadion telah berorientasi ramah keluarga, serta sebagai destinasi wisata bagi masyarakat umum yang ingin melihat Persebaya secara langsung di stadion. Atraksi kreativitas bonek mampu menjelma sebagai hiburan tersendiri dari sisi lain menyaksikan jalannya pertandingan. Dari inilah menjadi jaminan stadion tidak lagi menjadi dominasi maskulin dan hal-hal yang keras.
Di stadion saat ini banyak di jumpai anak-anak, orang tua, dan wanita dalam melihat pertandingan Persebaya. Dengan kenyamanan tersebut maka tak heran jika banyak bonek wanita (bonita) yang menggemari olah raga ini sebagai hiburan lain mengisi weekend dan libur kerja.
Adalah Refa Harfani. Dara asal Waru Sidoarjo ini sangat mudah di jumpai di setiap laga kandang Persebaya. Tidak hanya laga kandang, gadis alumni STIE Perbanas Surabaya ini kerap tandang selama jadwal laga tidak benturan dengan jadwal kerjanya.
Upay, begitu nama kecil/panggilannya. Upay mengaku mulai mendukung langsung di stadion sejak 2017 ketika Persebaya versus PS Sleman saat laga Blessing Game. Dari situ ia mulai gemar mendukung Persebaya langsung di stadion. Musim kompetisi 2018 dan 2019 di lahap gadis keturunan Minang ini. “Saya senang melihat atmosfer stadion, banyak mendapat teman dan begitu emosional saat melihat langsung pemain berjuang di lapangan” kata gadis yang berhijab ini.
Gadis berusia 25 tahun ini juga mengatakan selalu aktif melihat Persebaya saat berlaga di liga 2 melalui layar kaca dan youtube, saat itu ia belum berani melihat langsung di stadion di karenakan ia masih dirudung cerita lama tentang bagaimana supporter sepak bola dan segala serba-serbinya yang lekat dengan rusuh.
Ditanya bagaimana ia bisa awaydays di beberapa daerah, upay mengaku ia melihat jadwal tanding dengan cuti nya. “Setiap laga kandang kan kebanyakan di weekend jadi gak ganggu kerja, terus kalo away ke tempat yang jauh serta mepet dengan waktu kerja, saya ajukan cuti” ujar wanita yang bekerja di Bank Mandiri sebagai Assistant Relationship Manager Micro PL ini.
“Selama mbonek tidak menggangu pekerjaan, pokoknya apapun dilakukan, asal tidak menggangu pekerjaan” ucapnya. Masih kata upay, “selama away di Jawa dan Bali alhamdulilah semua bisa dijalankan tanpa menggagu pekerjaan, saya sampai ke Banjarmasin, ya pokoknya selama tidak menggangu pekerjaan dan terjangkau secara durasi dan finacial untuk persebaya losss” tutupnya.
Upay mengajarkan bagaimana memberi dukungan dan tanggung jawab sama-sama berjalan selaras. Sukses selalu mbak upay, terus dukung Persebaya dan terus menginspirasi semangat dukungannya. (tr)